Mohon tunggu...
intan rahmadewi
intan rahmadewi Mohon Tunggu... Wiraswasta - bisnis woman

seorang yang sangat menyukai fashion

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Anak dan Hari Raya Kurban

9 Agustus 2019   18:44 Diperbarui: 9 Agustus 2019   18:47 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Allah mengisahkan cerita tentang keimanan Ismail dan ayahnya, Ibrahim dalam QS Ash Shaaffaat ayat 102. "Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata Wahai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu ! Ismail menjawab Wahai ayahku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadaMU; insyaAllah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar " (QS. Ash Shaaffaat)

Dari ayat diatas kita perkirakan bahwa Ismail dalam usia yang sudah akil balik dimana di usia tersebut seorang remaja sudah dapat membantu ayahnya dalam bekerja mengurus ternak, mengurus lahan dan asset-aset mereka seperti kebun danlain sebagainya.

Ismail tahu bahwa ayahnya sangat mencintai Allah dengan segenap asanya. Kehidupan ayahnya penuh dengan hubungan mesranya dengan Allah sehingga segala hal yang dilakukan oleh Ibrahim sesuai dengan kehendak dan permintaan Allah. Jadi ujaran menyembelih itu diyakininya tidak secara tiba-tiba dan 'pikiran gila'ayahnya itu. Terlebih Ismail adalah anak yang diminta Ibrahim secara khusus dan diberi setelah sekian lama tidak punya anak.

Yang layak kita perhatikan adalah jawaban Ismail demi mendengar ucapan ayahnya itu. Apakah kebanyakan anak-anak dan remaja masa kini punya pemahaman sedewasa Ismail ?Ayah adalah sandaran dan teladan anak-anaknya. Banyak anak yang ingin seperti ayahnya; pemimpin yang tegas , bertanggung jawab dan memberi rasa nyaman kepada keluarga.

Menyembelih adalah hal yang sangat sadis bagi kacamata anak di manapun di dunia. Suatu tindakan kejam dan tidak bisa ditolerir. JUga tidak bisa menjadi teladan bagi keluarga. Tindakan yang bisa dikatagorikan sebagai sampah. Ini adalah kacamata yang umum bagi dunia. Bisa juga pikiran ini juga tumbuh di benak anak anda.

Lalu bagaimana mengenalkan pemahaman tindakan Ibrahim pada Ismail ini kepada anak dan para remaja kita ?

Mungkin sama dengan bagaimana Ismail mengkontruksi pikiran positifnya kepada ayahnya bahwa iman ayahnya sangat kuat kepada Allah. Orang yang punya iman kuat terlihat sangat dewasa dan terang dalam bersikap, temasuk perintah Allah untuk menyembelihanya.

Kedua, akhirnya malaikat Jibril atas perintah Allah mengganti Ismail dengan domba yang tersangkut di pohon. Domba diwujudkan sebagai ego yang dimiliki oleh semua orang dan harus dibinasakan. Ego manusia dihadapan Allah, harus dimusnahkan dalam arti ego kita harus nol dihadapan Allah. Itu adalah logika termudah yang bisa kita terangkan kepada anak dan para remaja kita soal tindakan Allah atas Ibrahim dan Ismail.

Yang penting adalah cinta Allah kepada umatnya tak pernah cacat karena perintah itu karena perintah Allah itu sejatinya adalah ujian bagi manusia. Di sisi lain, kita semua harus meniru dan meneladani iman Nabi Ibrahim dan Ismail. Ego harus dinolkan agar Allah bisa menunjukkan kasihnya kapada semua manusia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun