Mohon tunggu...
intan rahmadewi
intan rahmadewi Mohon Tunggu... Wiraswasta - bisnis woman

seorang yang sangat menyukai fashion

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Saling Berbagi, Meningkatkan Empati Menghilangkan Benci

5 Juni 2018   06:30 Diperbarui: 5 Juni 2018   08:39 697
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saling Berbagi - kompasiana.com

Ramadan merupakan bulan bagi umat muslim untuk belajar. Tidak hanya belajar untuk mengendalikan hawa nafsu dan emosi, tapi juga belajar untuk saling berbagi, saling menghormati dan saling empati.  Sebenarnya, karakter masyarakat Indonesia adalah tipikal masyarakat yang suka menolong. Munculnya semangat gotong royong menjadi bukti, bahwa kita sebenarnya tipikal masyarakat yang suka menolong satu dengan yang lain. Karena semangat positif inilah, masyarakat Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang ramah. Dampak dari keramahan ini bisa menghilangkan rasa iri dan benci antar sesama.

Namun seiring dengan adanya perkembangan teknologi, berbagai informasi, budaya dan gaya hidup di Indonesia sudah berubah. Dinamika yang terjadi setiap harinya begitu cepat. 

Informasi dari belahan dunia mana saja, bisa diakses oleh masyarakat Indonesia dalam waktu sekian detik saja. Budaya di negara lain, bisa kita pelajari melalui internet. Aktifitas sehari-hari juga bisa dilakukan melalui dunia maya. Perkembangan teknologi terbukti telah mampu merubah keseharian manusia. Dan kecanggihan teknologi, juga mampu mempengaruhi pola pikir seseorang. Penyebaran paham radikalisme di dunia maya, terbukti telah mampu membuat sebagian masyarakat menjadi radikal.

Radikalisme di dunia maya ini, pelan-pelan mulai merembet di dunia nyata. Keramahan yang selama ini masih terjaga, pelan-pelan mulai berubah menjadi kemarahan. Orang yang awalnya ramah mendadak bisa menjadi marah, hanya karena terprovokasi informasi di media sosial. Orang yang awalnya saling terbuka, mendadak bisa menjadi eksklusive dan merasa benar sendiri. Orang yang awalnya saling berbagai, mendadak menjadi orang pilih-pilih. Hanya mau berbicara dan saling tolong menolong, hanya pada orang tertentu saja. Tradisi gotong royong itu menjadi kendur, karena perubahan gaya hidup yang menyesuaikan perkembangan jaman.

Bulan Ramadan ini menjadi momentum untuk memperbaiki diri. Bulan Ramadan tidak hanya menjadi bulan introspeksi dan berlomba berbuat kebaikan, tapi juga menjadi bulan untuk meningkatkan rasa empati antar sesama. Tradisi berbagi takjil, merupakan contoh yang paling sederhana. Kenapa perlu saling berbagi? Karena kita makhluk sosial yang tidak mungkin bisa hidup sendiri. Tidak ada satupun manusia di dunia yang bisa hidup seorang diri. Untuk itulah, setiap manusia dianjurkan untuk saling berinteraksi satu dengan yang lain. Melalui interaksi inilah, antar manusia diharapkan bisa saling mengerti satu dengan yang lain. Inilah kemudian yang disebut sebagai toleransi, yang juga menjadi ciri khas masyarakat Indonesia.

Mari biasakan diri untuk saling berbagi. Dengan berbagi, kita bisa mempererat tali persaudaraan. Ingat, meski Indonesia merupakan negara dengan tingkat keberagaman yang tinggi, nenek moyang mengajarkan bahwa kita saling bersaudara. Tidak peduli apa suku, agama dan budaya masing-masing berbeda, namun karena kita tinggal di atas tanah yang sama, sudah semestinya kita saling berbagi, saling menghormati, dan saling menyayangi antar sesama. Hilangkan iri benci, demi terciptanya damai di bumi Indonesia. Jika semua orang tidak saling membenci, maka bibit intoleransi yang bisa mengarah pada terorisme, pelan-pelan akan terkikis dari Indonesia. Salam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun