Mohon tunggu...
Inspirasiana
Inspirasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer Peduli Edukasi.

Kami mendukung taman baca di Soa NTT dan Boyolali. KRewards sepenuhnya untuk dukung cita-cita literasi. Untuk donasi naskah, buku, dan dana silakan hubungi: donasibukuina@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Meniru Filosofi Kaca Spion, Masa Lalu Cukup Ditatap Secukupnya

9 November 2022   07:00 Diperbarui: 9 November 2022   06:58 615
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Meniru filosofi kaca spion | ilustrasi: Freepik

Layaknya langit sehabis hujan di malam hari, pagi hari pun langit nampak cerah dan segar. Begitulah gambaran hidupku di tahun 2022. Warna - warni yang mewarnai sepanjang perjalanan di tahun ini, ditutup di penghujung tahun dengan badai yang sangat pekat. Namun sebesar – besarnya badai, tetap akan berlalu sehingga menampakan secercah kehidupan.

Sebelumnya saya ucapkan terimakasih kepada Event Komunitas Inspirasiana yang telah mangadakan kegiatan ini, sehingga dengan adanya Event Inspirasiana mengenai Evaluasi 2022 dan Resolusi 2023 tulisan ini pun ada. Selain daripada itu, saya dapat berbagi suka duka di tahun 2022 melalui tulisan ini yang mudah-mudahan dapat bermanfaat pula untuk para pembaca, bukan sekedar untuk mengikuti lomba saja.

Saya percaya setiap siklus kehidupan manusia merupakan proses belajar. Selalu ada hal-hal yang dapat dijadikan pelajaran entah untuk diri sendiri maupun untuk manusia lain di generasi setelahnya. Ketika bayi kita belajar merangkak, berjalan dan lain sebagainya sehingga sampailah kita di usia sekarang, yang membedakannya adalah apa yang dipelajari dan cara belajar.

Setiap kejadian dapat membentuk sikap yang mana dari sikap tersebut membenuk karakter. Berikut ini evaluasi 2022 yang ingin ku bagi pada Event Inspirasiana. Pertama kali memasuki tahun 2022, tidak ada resolusi apapun. Dibenakku hanya satu, mengalir seperti air dan mengikuti arusnya membawa sampai mana.

Sampailah ke kejadian yang tidak akan pernah dilupakan, setelah lama berpikir dan merenung, kataku, “Benar, kita tidak bisa melawan arus air, namun kita juga tidak mau kan tenggelam dalam arusnya, kita harus punya arah tujuan. Sejauh-jauh nya air pasti memiliki muara untuk tempat berhenti. Apakah kita pun akan berhenti di muara tersebut? Apakah bisa kita hidup dengan keadaan kita yang seperti ini di muara itu?”

Aku pun sadar, kita harus punya target dalam hidup. Ketika seseorang memiliki tujuan, dia bisa hidup karena tujuan itu. Bukan sekedar hidup mengikuti arus yang tidak jelas berhenti nya dimana sehingga mudah terbawa arus yang tidak baik bahkan sampai mejerumuskan orang lain.

Bisa dikatakan, tahun 2022 merupakan tahun terberat untukku. Pertama kalinya melihat orang tua menangis sampai tidak sadarkan diri, terpuruk, terjatuh sejatuh-jatuhnya. Rasanya, rasa sakit yang dirasakan selama hidup tidak akan pernah bisa tergantikan dengan rasa sakit ketika melihat orang tua seperti itu.

Malam itu benar-benar sangat sunyi dan hanya suara isak tangis yang terdengar.  Beribu-ribu rasa sakit pun rasanya rela aku terima untuk menggantikan rasa sakit yang orang tuaku rasakan, benar-benar berat dan sesak. Rumah yang tadinya cerah penuh tawa, tempat pulang, serta melepaskan lelah sehabis kerja berubah 180 derajat menjadi tempat yang suram. Sungguh sesak.

Aku bersyukur, meskipun banyak keluh kesah yang dirasakan, aku punya pendirian untuk tetap tidak menyerah. Setiap perjalanan manusia, mereka akan menemukan sosok dirinya dan lebih belajar lagi akan dirinya sehingga menumbuhkan self love itu, mencintai dirinya setelah ia menemukan dirinya.

Banyak yang ku pelajari dari kejadian di tahun ini, belajar melepaskan yang bukan bahkan tidak bisa dimiliki misalnya. Semakin kencang kita ikat, yang ada malah makin berontak bukan? Kita pun akan lelah, just let it go. Apa yang akan menjadi milikmu tidak akan pernah meninggalkanmu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun