Mohon tunggu...
Inspirasiana
Inspirasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer Peduli Edukasi.

Kami mendukung taman baca di Soa NTT dan Boyolali. KRewards sepenuhnya untuk dukung cita-cita literasi. Untuk donasi naskah, buku, dan dana silakan hubungi: donasibukuina@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sepotong Kisah Lama (I)

2 Oktober 2022   06:00 Diperbarui: 5 Oktober 2022   06:08 546
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sepotong kisah lama | Ilustrasi oleh Yoanna Yudith

“Vava”

Valerie menoleh. Senyumnya segera mengembang melihat Ferry melambai ke arahnya dari depan ruang sekretariat POUT (Persekutuan Oikoumene Universitas Tarumanagara). 

Ia akan membatalkan niatnya ke perpustakaan  dan bergabung dengan teman-temannya yang sedang berkumpul di ruang itu, kalau saja tidak terlihat olehnya sebuah kepala yang menoleh dan memandang dengan tertegun ke arahnya.

Johanes Gunawan! Nama itu kembali berdentang, memantulkan gema ke segala penjuru hatinya. Valerie menghela nafas panjang. 

Dengan enggan ia membalas lambaian beberapa orang temannya yang sedang berada di ruang sekretariat POUT itu, lalu meneruskan langkah dengan hati tak menentu.

“Kenapa gadismu, Fer?” Gun bertanya pada Ferry dengan mata tertuju pada Valerie yang sudah menjauh.

Ferry tersenyum lucu sambil mengangkat bahu. Dipandanginya saja punggung Valerie – nona kecilnya yang terkasih – dengan hati penuh tanda tanya.

“Entah salah makan apa dia hari ini,” Linggar tertawa kecil. “Tidak biasanya dia begitu gugup dan melangkah terburu-buru.”

Di dalam elevator, Valerie bersandar pada dinding sambil mengatur nafasnya yang terengah- engah. Ia memejamkan matanya, menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya kuat-kuat.

Betapa inginnya ia melupakan kejadian tadi. Betapa inginnya ia mengatakan pada dirinya kalau tadi ia hanya bermimpi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun