Mohon tunggu...
Inspirasiana
Inspirasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer Peduli Edukasi.

Kami mendukung taman baca di Soa NTT dan Boyolali. KRewards sepenuhnya untuk dukung cita-cita literasi. Untuk donasi naskah, buku, dan dana silakan hubungi: donasibukuina@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Melatih 5 Nilai Tanggung Jawab Sejak Usia Dini

20 Februari 2022   07:14 Diperbarui: 20 Februari 2022   07:20 467
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Melatih 5 Nilai Tanggung Jawab Sejak Usia Dini - Kamaji Ogino from Pexels

“Anda tidak akan bisa lari dari tanggung jawab pada hari esok dengan menghindarinya pada hari ini.” 

– Abraham Lincoln, Presiden Amerika Serikat ke-16.

Kita semua tahu, manusia diberikan kehendak bebas dan diperkenankan untuk melakukan apa saja sesuai dengan keinginannya. Namun, tunggu dulu. Kehendak bebas bukan berarti semua orang leluasa berbuat sekehendak hatinya. Tidak begitu. Kehendak bebas mesti diikuti dengan tanggung jawab. Coba bayangkan! Apa jadinya dunia ini kalau dihuni oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab? Pasti berantakan. Kacau balau. Rusuh. 

Maka dari itu, semua orang—siapa pun itu, harus berpikir matang sebelum bertindak. Segala-gala yang dilakukan tidak boleh menyalahi norma dan hukum yang berlaku. Dunia ini akan tenteram apabila dihuni oleh orang-orang yang bertanggung jawab. Itulah pentingnya tanggung jawab.

Pengertian Tanggung Jawab

Secara umum, tanggung jawab dapat kita maknai dengan ‘keadaan wajib menanggung segala sesuatunya’. Artinya, kalau terjadi apa-apa boleh dituntut, dipersalahkan, dan diperkarakan. Adapun bertanggung jawab mengandung makna ‘berkewajiban menanggung atau memikul tanggung jawab’.

Dari makna bertanggung jawab di atas, kata “kewajiban” dan kata “memikul” perlu kita garis bawahi. Dengan demikian apa pun yang kita lakukan, apa pun perbuatan kita, apa pun kelakuan kita, harus dapat kita pertanggungjawabkan. Kita tidak bisa melepaskan tanggung jawab atas perbuatan kita. Itulah “kewajiban”. 

Kita mungkin saja dapat mengelabui orang lain agar bisa lepas dari tanggung jawab. Ya, mungkin saja begitu. Namun, kita harus menyadari bahwa di hadapan Allah tidak ada yang tersembunyi. Tidak ada yang dapat kita sembunyikan. Sekecil apa pun, sesedikit apa pun.

Selanjutnya, ada kata “memikul”. Secara sederhana, kata tersebut bermakna ‘ada beban yang ada di pundak kita, ada hukum sebab-akibat atas tindakan kita’. Makin besar tindakan yang kita ambil, makin besar pula beban tanggung jawab yang kita pertaruhkan. Para pejabat, misalnya, bisa dengan mudah menerima jabatan dan mengucap sumpah. 

Sementara, ada beban tanggung jawab yang tidak ringan di balik sumpah jabatan yang pernah mereka ikrarkan. Bukan hanya tanggung jawab duniawi, melainkan sekaligus tanggung jawab ukhrawi. Kita juga begitu. Kita semua, tanpa kecuali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun