Mohon tunggu...
Inspirasiana
Inspirasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer Peduli Edukasi.

Kami mendukung taman baca di Soa NTT dan Boyolali. KRewards sepenuhnya untuk dukung cita-cita literasi. Untuk donasi naskah, buku, dan dana silakan hubungi: donasibukuina@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Sinkronisasi Menstruasi, Benarkah Haid itu Menular?

17 Desember 2021   10:14 Diperbarui: 17 Desember 2021   15:26 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sinkronisasi menstruasi - Photo by Melissa Askew on Unsplash 

Semakin akrab sekelompok manusia, semakin banyak persamaan yang ditemukan. Konon hubungan emosional yang terjalin dapat saling mempengaruhi. Atau lebih tepatnya, saling menularkan. Begitu pula dalam masalah menstruasi

Konon jika sekelompok wanita yang hidup bersama akan memiliki sebuah fenomena yang disebut dengan menstrual synchrony (sinkronisasi menstruasi). Istilah ini mengacu kepada periode menstruasi bersamaan dari dua atau lebih wanita. 

Disebutkan jika semakin dekat hubungan antara kelompok tersebut, kemungkinan terjadinya sinkronisasi menstruasi semakin besar. Fenomena ini bukan hanya sekadar hoaks. 

Meskipun masih terjadi perdebatan di antara para ilmuwan, tapi adalah seorang peneliti yang bernama Martha Mc. Clintock pernah meriset hal ini. 

Kejadiannya pada tahun 1971, Martha mengambil sampel dari 135 mahasiswi yang tinggal di dalam asrama yang sama. Hasilnya, sinkronisasi menstruasi benar-benar ada. 

Para wanita yang dekat secara sosial tersebut memang mengalami haid pada periode yang hampir bersamaan. Sayangnya, penelitian Martha ini tidak menjelaskan lebih jauh apa penyebab dari sinkronisasi menstruasi ini. 

Kesimpulan sederhana lantas dibuat. Kemungkinannya, faktor emosional mempengaruhi proses kerja hormon. Penelitian yang kemudian dinamakan “Mc.Clintock Effect” ini kemudian menimbulkan perdebatan. 

Pro-kontra pun terjadi. Penelitian Mc.Clintock pun menelurkan hasil lanjutan. Bahkan lebih jauh. Disebutkan jika para wanita yang mengalami sinkronisasi menstruasi ini juga mengalami gejala menstruasi yang mirip pula. Namun, ada pula beberapa studi yang membantah fenomena ini. 

Di China, studi yang sama dilakukan. Hasilnya kelompok wanita yang tinggal bersama tidak mengalami sinkronisasi menstruasi. Riset-riset selanjutnya juga menunjukkan hasil yang sama. Universitas Oxford melibatkan 1.500 partisipan, begitu pula di Polandia yang berfokus kepada wanita yang tinggal dalam kamar yang sama. Hasilnya, menstruasi sinkronisasi hanya sebuah kebetulan saja. Tidak lebih dari itu. 

Kendati demikian, fenomena ini masih tetap menjadi keyakinan di tengah masyarakat. Bahkan ia kadang dijadikan sebagai simbol kedekatan hubungan. Lantas, apakah sinkronisasi menstruasi ini benar-benar ada? Bisa saja, karena ada beberapa faktor yang bisa menjadi dugaan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun