Mohon tunggu...
Inspirasiana
Inspirasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer Peduli Edukasi.

Kami mendukung taman baca di Soa NTT dan Boyolali. KRewards sepenuhnya untuk dukung cita-cita literasi. Untuk donasi naskah, buku, dan dana silakan hubungi: donasibukuina@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pada Kunang-kunang Aku Bertanya

30 November 2021   16:18 Diperbarui: 30 November 2021   16:38 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: Pixabay.com/RondellMelling


Malam yang sepi berbalut dingin dan berselimut basah air hujan
Gelegar dan gemuruh petir di angkasa menggetarkan penghuni kecil di pohon mangga yang telah tua
Tak ada yang berani berbisik pada dedaunan untuk berhenti gemerisik saat angin meniupnya kencang berulang-ulang
Memberi tanya pada hati yang kuajukan pada kunang-kunang di depanku dan bersembunyi

Cahayanya makin meredup berkelap-kelip
Menggigil diterpa derasnya air curahan langit
Rembulan pun bersembunyi di balik awan gelap
Aku semakin cepat menutup pintu rapat
Tertunduk dalam dekapan malam pepat

Kunang-kunang bolehkah menemani
Aku sepanjang malam ini?
Aku ingin bercerita tentang terang bulan sambil bernyanyi

Tahukah engkau mengapa aku ingin bernyanyi?

Sebab malam ini aku kehilangan janji-janji.

...

ABy, Mas Sam, Katedra,  untuk Inspirasiana 

*Puisi tentang alam di musim penghujan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun