Mohon tunggu...
Inspirasiana
Inspirasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer Peduli Edukasi.

Kami mendukung taman baca di Soa NTT dan Boyolali. KRewards sepenuhnya untuk dukung cita-cita literasi. Untuk donasi naskah, buku, dan dana silakan hubungi: donasibukuina@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Ini Alasan Pedagang Memukul-mukulkan Uang ke Dagangannya

10 Agustus 2021   15:34 Diperbarui: 10 Agustus 2021   15:50 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto di Quang Nguyen Vinh da Pexels

Pernahkah Anda menyaksikan seorang pedagang dengan sengaja memukul-mukulkan uang ke barang dagangan? Tidak hanya sekali, berkali-kali. Bahkan bila perlu, ke semua barangan dagangan. Tidak ada yang terlewatkan. 

Mau tahu alasannya? Mari simak jawaban seorang pedagang yang baru siang ini saya wawancarai. Saya memang akrab dengannya. Seorang ibu paruh baya berkulit hitam dan berambut berombak. Beliau menjual nasi di warungnya.

Sebagian percakapan ini sebetulnya berlangsung dalam Bahasa Jawa. Agar lebih gampang dimengerti, saya Indonesiakan semua.

“Mana ibu, Mbak?” tanya saya pada asisten Beliau. Sudah cukup lama saya tidak makan di warungnya. Karena PPKM darurat kemarin salah satunya.

“Ada itu di belakang,” jawab asisten itu. Sembari saya bercakap menu apa saja untuk lauk makan siang, saya beranjak ke dapur. Benar, si ibu lagi duduk dengan santai.

“Bagaimana, Bu, kabarnya? Sudah lama ini tidak bertemu,” sapa saya hangat. “Iya, nih, Mas. Baik, Alhamdulillah. Ke mana saja, kok jarang kelihatan?” jawab si ibu begitu sumringah.

Sumringahlah, langganannya datang kembali. Wkakaka….

Menu pun selesai dipilih. Saya menyantap dengan lahap. Sebetulnya sudah telat, karena lewat jam makan siang. Pada akhir makan, saya berbasa-basi melepas rindu. Teringatlah saya akan sesuatu yang biasa saya lihat tetapi tidak tahu apa sebab itu sering dilakukan.

“Ibu tidak pukul-pukulkan uang ke piring makanan?” tanya saya ke ibu.

“Sudah, Mas, tadi pagi.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun