Mohon tunggu...
Inspirasiana
Inspirasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer Peduli Edukasi.

Kami mendukung taman baca di Soa NTT dan Boyolali. KRewards sepenuhnya untuk dukung cita-cita literasi. Untuk donasi naskah, buku, dan dana silakan hubungi: donasibukuina@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kamar Pendusta

19 Juni 2021   11:55 Diperbarui: 19 Juni 2021   12:11 391
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi berkas cahaya dari celah jendela kamar yang gelap (Sumber: pixabay.com)

"Oh... Tidakkkkkkkkkkk!" teriakku terperangah.

Paras sosok di depan mataku ini sama dengan anak yang kujumpai semalam. Aku mencoba mengguncang tubuhnya, berharap dia memberikan respons, tetapi tubuhnya dingin terbujur kaku tak bernyawa.

Mataku nanar melihat sosok itu, tubuhku menggigil, aku gugur gemetar, lututku berguncang, dan pandanganku mulai berkabut.

Tiba-tiba sebuah kilatan rekognisi menghampiriku. Aku melihat ibu menyuntikan sesuatu kepadanya sembari berkata: "Selamat terlelap, Nak! Saat Kau bangun nanti Kau akan memasuki kehidupan baru yang menyenangkan."

Ibu membiusnya dan aku melihat bukan hanya Calla saja yang berada di kamar ini, tetapi terdapat tiga orang anak perempuan lain bersamanya.

Aku tersentak dan tersadar. Sekonyong-konyong aku berlari menuju ibu.

"Ibu apakan anak-anak di kamar itu, Bu? Mengapa Ibu melakukan ini semua? Mengapa Ibu tega sekali?" cecarku sambil terisak.

"Hah, Kau membuka kamar itu ya!" jawab ibu menghela napas.

"Calla telah meninggal, Bu? Kenapa Calla meninggal? Kenapa, Bu? Kenapa?"

"Dia gagal dikirim karena mati setelah dibius," timpal ibu dengan tatapan angkara ke arah jendela.

"Ibu berencana menjualnya? Kenapa, Bu?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun