Mohon tunggu...
Inspirasiana
Inspirasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer Peduli Edukasi.

Kami mendukung taman baca di Soa NTT dan Boyolali. KRewards sepenuhnya untuk dukung cita-cita literasi. Untuk donasi naskah, buku, dan dana silakan hubungi: donasibukuina@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Peribahasa "Tunggak Jarak Mrajak, Tunggak Jati Mati" yang Dipopulerkan Koes Plus

18 Juni 2021   10:14 Diperbarui: 19 Juni 2021   11:39 2240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangkap layar YouTube Koes Plus

Peribahasa daerah merupakan karya budaya leluhur bangsa. Ada aneka cara pewarisan nilai peribahasa daerah, salah satunya dengan lagu populer. Cara cerdas dan menyenangkan estafet mutiara budaya berharga kepada generasi penerus. 

Peribahasa dan lagu daerah

Belajar bahasa daerah tidak selalu mudah. Apalagi menyangkut peribahasa. Sering sekali mandeg sebatas ilmu pengetahuan. Tanpa penghayatan, apalagi dihidupi dalam pembentukan karakter pribadi.

Sebagai karya budaya, peribahasa sangat kental diwarnai oleh kelokalan. Falsafah hidup dalam masyarakat. Interaksi masyarakat dengan alam sekitarnya.

Bukan hanya pemanis tata bicara, peribahasa mengandung banyak nilai luhur. Ada pitutur (nasihat), pengingat, penyemangat, tuntunan yang sangat mudah lekat dengan kehidupan. Diracik dengan sangat santun.

Peribahasa daerah menjadi karya sastra yang sering seolah terlepas dari kehidupan nyata. Hadir pada acara ritual spesial sebagai mutiara pemegah dan penghias suasana. Mengait rasa terkesima lalu terlupa.

Aneka cara pewarisan nilai peribahasa daerah. Penyajian dalam kemasan buku cerita anak. Bukan hanya sekedar daftar peribahasa dan artinya. Terjalin dalam cerita keseharian sehingga hidup nyata.

Perajin seni budaya mengemas cara estafet keluhuran dengan mengerahkan kreativitas. Salah satunya melalui racikan lagu populer daerah. Pesan tersampaikan secara tidak langsung. Mengingat sifat manusia tidak suku digurui.

Tatanan peribahasa sangat khas. Susunan yang ajeg diantaranya perumpamaan dengan benda nyata. Memiliki diksi yang apik. Terakit dengan sajak guru lagu yang merdu.

Sangat pas menjadi lirik lagu. Menjadi lebih indah dengan alunan nada pun permainan tempo. Melagu sambil meresapi nilai peribahasa.

Lagu menjadi pemelihara kelestarian bahasa daerah. Termasuk penulisan ejaan dengan betul. Sangat menyedihkan mengamati lirik lagu dengan bahasa daerah yang dikutip ulang dan mengandung salah ejaan. Semisal huruf o dan a yang sangat umum, khususnya untuk bahasa daerah Jawa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun