Mohon tunggu...
Inspirasiana
Inspirasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer Peduli Edukasi.

Kami mendukung taman baca di Soa NTT dan Boyolali. KRewards sepenuhnya untuk dukung cita-cita literasi. Untuk donasi naskah, buku, dan dana silakan hubungi: donasibukuina@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sebuah Cerita di Bawah Kolong Langit

9 Juni 2021   10:46 Diperbarui: 9 Juni 2021   11:07 386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sebuah cerita di bawah kolong langit - Photo by Pawel Furman on unsplash.com

Konon, di sebuah desa, hiduplah seorang petani beserta dengan istrinya. Mereka hidup begitu sederhana. Menyambung hidup dengan bercocok tanam dari sepetak ladang hibah dari sang Raja pun cukup membuat mereka merasa sangat bahagia.

Meskipun si petani ini mempunyai koneksi yang bisa dibilang dekat dengan Raja, namun ia tidak lantas menjadikan posisi warga terkasih sebagai satu hal yang membuatnya mendongak ke atas.

Bahkan, beberapa petak tanah pemberian Raja, karena ia dianggap telah memberikan kontribusi bagi kemajuan sistem agraris di kerajaan, telah dibagikan pada tetangganya yang miskin papa.

Rumahnya pun hanya kecil, berdiri dekat dengan ladang tempat ia bekerja.

Suatu ketika datanglah sahabatnya dari kota. Dengan penuh rasa sukacita diajaknya sahabatnya masuk ke rumah, dijamunya dengan makanan yang sederhana. 

Sang sahabat bercerita panjang lebar tentang pengalaman hidup sebagai pengusaha. Saat usahanya berhasil, kemudian akhirnya ia kena tipu dan menjadi bangkrut.

Petani tersebut merasa iba, lalu diambilnya cangkul, dimintanya sang sahabat bekerja bersamanya di ladang. Dengan perjanjian nanti bila hasil ladang terkumpul, akan dibelikan sepetak ladang bagi sahabatnya.

Tetapi baru genap satu minggu, si pedagang mengeluh. Ia merasa ditipu oleh sang petani, karena ladang yang dijanjikan tak segera ia terima.

Begitu sedih hati sang petani melihat sahabatnya marah dan membuang cangkul serta berkata bahwa petani tersebut bukan sahabat yang benar.

Dengan segala kesabaran tingkat langit, petani tersebut membuka lemari. Diambilnya sebongkah batu permata ruby pemberian sang Raja. Satu-satunya harta yang sengaja ia simpan untuk ia berikan kepada orang yang membutuhkannya suatu saat nanti.

Ruby tersebut ia bungkus dengan kertas biasa. Tiada bungkus bagus yang ia punya. Hanya secarik kertas sederhana di meja kamarnya.

Dengan tulus, diberikannya Ruby berbungkus kertas itu kepada sahabatnya.

Namun, sungguh di luar dugaan, tanpa membuka bungkusnya, sahabat petani begitu gusar lalu membuang batu permata tersebut di tempat sampah sembari pergi menyumpahi sang petani yang dianggapnya begitu menghina dirinya dengan memberikan pemberian yang tidak layak untuknya.

Sedang petani mengambil kembali permata tersebut, pedih pula hatinya. Maka disimpannya kembali batu permata tersebut dan berjanji akan ia berikan pada istrinya kelak di kemudian hari.

Terkadang hati manusia begitu tamak, meski tidak semua orang demikan. Bahkan kebaikan-kebaikan yang ada di sekitar kita lupa untuk dihitung dan dinikmati sepenuh hati. Seringkali kita hanya berfokus pada masalah pribadi saja sehingga kebaikan hati orang lain tertutupi.

Petani ini belajar dari sahabatnya. Terkadang niat baik tidak selalu diterima baik oleh orang yang ditolong. Terkadang pemberian baik ditolak karena dianggap tidak sesuai kebutuhan. 

Hati manusia begitu tak terduga. Hanya kepada Tuhan saja si petani menaruh percaya dan pengharapan. 

Di lubuk hati terdalam dia merenung dan mengingat istri tercinta. Tuhan sudah memberikan pasangan sejati yang cantik hatinya. Wanita yang pantas menerima batu permata Ruby berharga dan indah tiada tara.

Meski ada sedih yang dirasakan petani atas perilaku sahabatnya, namun dia belajar. Terkadang orang yang terburu-buru memutuskan tanpa melihat keadaan bisa berujung fatal. Bukan hanya itu keberuntungan bahkan bisa batal menghampiri. 

Namun petani yang murah hati sekarang tahu arti persahabatan sejati. Dia lebih lagi mengagumi istrinya. Bukan hanya pasangan sejati namun juga sahabat terbaik.

Atau bagaimana bila petani itu adalah Anda atau kami berdua? Mungkin juga pedagang itu pun Anda atau kami berdua. Bagaimana bila kita menjadi bagian dari cerita tersebut, menurut Anda apa yang akan Anda lakukan? Hal apa yang dapat kita pelajari? Sila berpendapat....

....

Oleh Ayuri (Ayu dan Ari) untuk Inspirasiana

8 Juni 2021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun