Mohon tunggu...
Inspirasiana
Inspirasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer Peduli Edukasi.

Kami mendukung taman baca di Soa NTT dan Boyolali. KRewards sepenuhnya untuk dukung cita-cita literasi. Untuk donasi naskah, buku, dan dana silakan hubungi: donasibukuina@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kaki Seroja: Sejarah Standar Kecantikan Perempuan yang Menyakitkan

7 April 2021   10:14 Diperbarui: 7 April 2021   10:27 1486
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kaki seroja yang memakai sepatu khusus yang disebut dengan sepatu seroja | Foto diambil dari TheAtlantic

Tiba di hari yang ditetapkan, saudara perempuan yang lebih tua atau pengikat kaki profesional akan memulai prosesi pengikatan. Jempol kaki dibiarkan menghadap ke belakang, sedangkan empat jari kaki lainnya ditekuk ke bawah kaki.

Dalam posisi ini, kaki diikat kencang dengan potongan kain panjang. Pengikatan ini akan membatasi pertumbuhan ketika perempuan tersebut dewasa dan memberikan lengkungan pada kaki. Setiap bulannya ikatan tersebut akan dibuka untuk dibersihkan dan diikat lebih erat lagi.

Bukan hanya rasa sakit yang luar biasa, tidak jarang prosesi mengikat kaki gagal karena infeksi luar atau dalam jari kaki yang patah dan infeksi karena kuku kaki gagal yang tumbuh.

Setelah pengikatan kaki berhasil pun seorang perempuan selalu hidup dalam rasa sakit ketika beraktifitas. Telapak kaki yang kecil dalam bentuk yang tidak normal gagal menjadi tumpuan tubuh.

Zhou Guizhen dalam wawancaranya dengan National Public Radio (NPR) menyatakan bahwa ia sangat menyesal telah mengikat kakinya. Ia tidak bisa menari, tidak bisa bergerak dengan baik. Namun Zhou menambahkan bahwa jika ia tidak mengikat kakinya, tidak ada yang akan menikahinya.

 

Seorang wanita dengan kaki serojanya difoto pada tahun 1870 di Hong Kong | Foto diambil dari Wikimedia
Seorang wanita dengan kaki serojanya difoto pada tahun 1870 di Hong Kong | Foto diambil dari Wikimedia
 

Bukan hanya menjadi standar kecantikan 

Tradisi meningkat kaki telah dilarang sejak tahun 1912, namun hingga sekarang masih banyak perempuan yang masih melanjutkan tradisi ini walaupun harus bersembunyi. Tidak dapat dipungkiri rasa sakit yang harus dialami para perempuan tersebut untuk mencapai standar kecantikan yaitu kaki yang kecil seperti bunga seroja.

Kaki seroja bukan hanya dijadikan sebagai sebuah standar kecantikan, namun juga sebagai status sosial dan juga menjadi syarat perempuan dari keluarga miskin untuk menikah dengan laki-laki dari keluarga yang berada.

Kaki seroja sebagai status sosial dibagi menjadi 3 tingkatan, dimana yang paling rendah disebut "seroja besi". Seroja besi dianggap sebagai sebuah kegagalan dan tidak diinginkan untuk pernikahan, dimana kaki seroja besi kira-kira sepanjang 16,5cm. Tingkatan yang kedua adalah "seroja perak" dengan kaki kira-kira sepanjang 13cm. Tingkatan tertinggi disebut dengan "seroja emas" yang dianggap paling sempurna dan paling diinginkan oleh para lelaki dengan panjang 10cm.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun