Mohon tunggu...
Inspirasiana
Inspirasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer Peduli Edukasi.

Kami mendukung taman baca di Soa NTT dan Boyolali. KRewards sepenuhnya untuk dukung cita-cita literasi. Untuk donasi naskah, buku, dan dana silakan hubungi: donasibukuina@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Kenangan Kisah-kisah Unik Gajah Kerdil Kalimantan di Nunukan

18 Maret 2021   10:14 Diperbarui: 18 Maret 2021   10:13 1272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sunda dan Sahul Plateau- Maximilian Dörrbecker (Chumwa) via Wikimedia Commons

Sebelas tahun lalu saya berkesempatan mengunjungi rekan saya yang bertugas di Sebuku, Nunukan, Kalimantan Utara. Waktu itu saya juga bertugas di provinsi yang sama, namun terpisah sekitar 8 jam perjalanan.

Salah satu kenangan tak terlupakan dari kunjungan dua pekan ke Nunukan adalah "menjumpai" secara tidak langsung gajah kerdil di Kalimantan. Meskipun saya hanya sempat melihat "ranjau darat" yang ditinggalkan kawanan gajah kerdil, saya sudah merasa dekat dengan spesies yang sangat langka ini. Diperkirakan hanya tersisa sekitar 1.500 gajah borneo di alam liar.

Peta Kabupaten Nunukan lokasi gajah kerdil - Peta Google
Peta Kabupaten Nunukan lokasi gajah kerdil - Peta Google
Kisah-kisah unik gajah kerdil borneo atau Kalimantan di Nunukan saya dengar langsung dari rekan saya dan dari warga setempat yang mengenal dari dekat. Bagi saya, kisah-kisah unik itu sudah lebih dari cukup untuk menjadi kenangan yang patut saya bagikan dalam tulisan ini.

Perbandingan gajah kerdil di Kalimantan dengan gajah Afrika dan Asia

Gajah sabana Afrika memiliki berat sekitar 8-9 ton dan tingginya antara 3 dan 4 meter. Gajah hutan Afrika sedikit lebih kecil dari gajah sabana Afrika. Sementara itu, gajah Asia memiliki berat 5.500 kg (sekitar 6 ton) dan paling tinggi setinggi 3,5 meter.

Gajah kerdil borneo (Elephas maximus borneensis) merupakan subspesies dari gajah asia (Elephas maximus) . Gajah kerdil di Kalimantan saat ini hanya bisa ditemukan di hutan timur laut Kalimantan. Artinya, wilayah Malaysia dan Indonesia.


Gajah mini ini adalah subspesies gajah terkecil di dunia. Tingginya sekitar 2,5 meter. Gajah kerdil di Kalimantan memiliki telinga besar, perut bulat, dan ekor panjang yang sering menyentuh tanah saat mereka berjalan. 

Gajah betina lebih kecil dari gajah jantan. Berat badan gajah kerdil ini antara 3-5 ton. Spesies ini dapat hidup antara 55-70 tahun. Makanan utamanya rumput, daun, buah, dan tanaman lainnya.


Gajah yang "lembut"

Gajah borneo di Kalimantan adalah spesies yang lebih lembut atau kurang agresif daripada gajah Asia dan Afrika. Sifat damai gajah kerdil borneo membuat beberapa ilmuwan percaya bahwa kawanan gajah borneo mungkin berasal dari gajah yang sudah dipelihara manusia.

Pada abad ke-17, Sultan Sulu diberi hadiah gajah yang lantas dilepasliarkan ke hutan Kalimantan. Akan tetapi, ada juga penjelasan lain soal asal-usul Gajah di Kalimantan. 

Perbandingan DNA dengan subspesies gajah lainnya menemukan bahwa gajah Kalimantan berasal dari dataran Sunda (Sunda plateau) dan menjadi populasi yang terisolasi dan berbeda secara genetik 300.000 tahun yang lalu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun