Mohon tunggu...
Inspirasiana
Inspirasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer Peduli Edukasi.

Kami mendukung taman baca di Soa NTT dan Boyolali. KRewards sepenuhnya untuk dukung cita-cita literasi. Untuk donasi naskah, buku, dan dana silakan hubungi: donasibukuina@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Keruh

9 Januari 2021   07:07 Diperbarui: 9 Januari 2021   07:25 535
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tuan, bukankah tidak apa-apa jika diriku mengamini sebuah doa dari seseorang yang mengharapkan kepergianku?

Tuan, tetapi diriku yakin tidak salah dengar, seseorang menginginkan diriku pergi.

Diriku berkata dengan jujur tuan, jika mendengar dengan jelas kata-kata berbisik dari mulutnya.

Lantas, tuan. Perihal diriku, aku harus bagaimana?

*

Tuan, bolehkan diriku bertanya lagi?

Terimakasih, tuan. Pertanyaan ini masih sering mengusik dan tertancap di benakku tuan.

Ya, pertanyaan ini mempunyai kekuatan yang begitu dahsyat bagiku tuan. Membuat, punggungku terasa berbeban berat.

Mengapa? Pukulan keras mampu menggerogoti jiwa dan ragaku tuan, hingga aku merasa tumbang.

Oh tidak tuan. Diriku sudah tak mampu menahannya lagi, tuan. 

Sontak batinku terus berguman, tetapi mulutku hanya membisu saja dengan sekejap.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun