Mohon tunggu...
Inspirasiana
Inspirasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer Peduli Edukasi.

Kami mendukung taman baca di Soa NTT dan Boyolali. KRewards sepenuhnya untuk dukung cita-cita literasi. Untuk donasi naskah, buku, dan dana silakan hubungi: donasibukuina@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Gitar yang Rusak

5 Desember 2020   10:05 Diperbarui: 5 Desember 2020   10:16 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tiada menduga, baru saja memasuki hari pertama tahun 2020 banjir sudah  melanda. Luar biasa. Tiba-tiba air sudah sampai di teras. Takbisa berbuat banyak untuk menyelamatkan barang yang ada, hanya surat-surat penting dan sedikit pakaian yang terpikirkan. Karena air begitu derasnya. 

Tak menyangka pula tingginya mencapai plafon dan bertahan sekitar 3 hari. Bisa membayangkan bagaimana kondisinya saat itu. Rumah jadi berantakan, banyak barang yang rusak, dan lumpur mengisi seluruh rumah. 

Ada satu barang kesayangan anak yang kecil yang ikut menjadi korban. Gitar akustik. Alat musik ini walau membelinya dalam kondisi bekas sudah menjadi teman pelayanan, mengamen mencari dana, juga main musik bersama teman-teman SMP-nya.  Saya tahu ia bersedih, tetapi tidak mau menunjukkannya. 

Saya berusaha menghibur dengan mengatakan nanti pasti ada gantinya yang lebih bagus. Walau saya belum tahu pasti dengan  cara untuk mendapatkannya. Namun saya selalu punya keyakinan, bahwa ketika kita kehilangan pasti ada jalan untuk mendapatkan gantinya. Yang lebih baik. Percaya saja. Apalagi pengalaman hidup sudah sering membuktikan. 

Ketika ada seorang teman yang membantu membersihkan rumah akibat terkena banjir mengetahui hal ini. Ia memang tahu anak saya suka bermain gitar, maka suatu waktu pernah meminta anak saya untuk mengajar anak-anak di tempat ibadahnya. 

Tanpa saya ketahui, teman ini memberikan sejumlah uang kepada istri supaya bisa membeli gitar baru lagi. Selain juga memberikan sejumlah uang untuk membeli perabot yang rusak. Sungguh tidak menyangka dalam kondisi susah masih  ada saja yang ikhlas membantu. 

Akhirnya dengan uang itu dan usaha lainnya saya membelikan gitar elektrik. Lebih bagus, bukan? 

Sebenarnya sudah cukup lama anak mendambakan memiliki gitar elektrik. Akhirnya benar-benar jadi kenyataan, jsutru setelah kebanjiran. 

Tidak lama kemudian dengan uang hasil tabungan dan tambahan dari kakaknya yang sudah bekerja bisa kembali  membeli gitar akustik lagi. 

Sekarang gitar jadi ada dua. Benarlah, bahwa selalu ada jalan menggantikan apa yang telah hilang bila kita percaya. Mengingatkan kita, jangan meratapi apa yang telah hilang. 

Artinya, meratapi sesuatu yang hilang dari kita itulah adalah sia-sia. Tiada gunanya. Kesedihan dengan air mata melimpah sekalipun takkan menghibur kita. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun