Mohon tunggu...
Inspirasiana
Inspirasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer Peduli Edukasi.

Kami mendukung taman baca di Soa NTT dan Boyolali. KRewards sepenuhnya untuk dukung cita-cita literasi. Untuk donasi naskah, buku, dan dana silakan hubungi: donasibukuina@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kisah Unikku di Kompasiana: Antara Persahabatan dan Politik

25 November 2020   15:50 Diperbarui: 25 November 2020   16:27 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: Pixabay.com

Menjadi kompasianer urusannya  bukan sekadar dunia menulis. Karena tidak jarang terjalin hubungan diskusi, saling bertukar pengalaman, dan berlanjut dalam persahabatan. 

Seperti yang saya alami dengan seorang kompasianer yang terjalin cukup lama. Sejak 2010, walau kompasianer ini sudah tidak menulis lagi, tetapi kami masih ada komunikasi. Kami sering berdiskusi tentang berbagai hal. Khususnya memang soal dunia menulis. 

Ada jarak dan lautan yang memisahkan, tidak menjadi halangan untuk terus bersahabat. Namun kalau dipikir-pikir ada hal yang aneh dan juga lucu sebenarnya. 

Bayangan, bertahun-tahun menjalin hubungan persahabatan, tetapi wajahnya saja berbentuk apa saya tidak tahu. Macam mana ini? Karena kompasianer  ini memang boleh dibilang sangat tertutup soal wajahnya. Walau soal kehidupannya ia tak segan bercerita. 

Namun saya tidak mempermasalahkan hal ini. Biar semua berjalan apa adanya. Tak apa sekadar mendengar suaranya. Hubungan kami tetap baik tanpa masalah. 

Pernah suatu waktu, kompasianer ini butuh biaya untuk suatu keperluan. Dana yang dibutuhkan  masih kurang sekian juta. Ia mengemukakan masalahnya. Mungkin berharap siapa tahu saya bisa membantu. 

Jujur saja, saat itu saya sendiri juga serba kekurangan. Banyak utang pula. Lalu saya menawarkan solusi. Pinjam di koperasi tempat adik saya kerja. Bunganya sangat kecil, tidak sampai 2 persen untuk maksimal pembayaran tidak lebih dari 10 bulan. 

Sebenarnya ada sedikit kekhawatiran sebelumnya. Ini orang cuma kenal di dunia maya, cuma tahu suaranya. Tempat tinggal dan wajah taktahu pula. Nama bisa jadi nama palsu belaka. Yang jelas di depan mata saja ada yang kalau pinjam susah membayar. Bagaimana tidak bingung? 

Saya berusaha untuk percaya dan mengikuti suara hati yang mendorong. Nyatanya memang  semua berjalan lancar tanpa masalah berarti. Hanya satu kali gagal bayar. Maklumlah. 

Hubungan baik sejak 2010 sampai 2019-an kemudian menjadi lain ketika kompasianer ini  rajin mengikuti dunia politik menjelang Pilpres 2019. Padahal sebelumnya saya sangat tahu ia tidak suka dunia politik. Terbukti sekian tahun bersahabat kami tidak pernah bicara soal perpolitikan. 

Sejak itu ia mulai sering mengirimi saya berita tentang Pak Jokowi. Padahal kebanyakan berita itu adalah hoaks. Saya berusaha menjelaskan dan sekalian mengirimkan berita yang sebenarnya untuk meluruskan pandangannya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun