Literasi Mudik yang Ekologis: Say No to Plastics

Arus mudik lebaran tahun ini  perlu dilengkapi dengan slogan "say no to plastics. Mari...... coba menjadi pemudik dengan citra ekologis | Ino Sigaze.

Arus mudik lebaran selalu berulang setiap tahun dengan warna keramaian  dan tantangannya sendiri. Mulai dari sarana transportasi, persiapan selama perjalanan, obat-obatan sampai pada keselamatan perjalanan telah menjadi  bagian yang diperhitungkan oleh setiap pemudik.

Tahun 2025 ini disoroti secara berbeda, bisa saja terkait cuaca dan tingkat curah hujan yang tinggi sampai pada ketertiban lalu lintas dan kepedulian pada lingkungan hidup.

Baca juga: 3 Model Hubungan Premanisme dan Solusi Edukatif Pencegahannya dari Dini

Kenyataan tantangan baru mudik setiap tahun ini menunjukkan keterbukaan pada perspektif baru terkait mudik yang bermakna dan menarik untuk direfleksikan.

Keterbukaan perspektif yang perlu dipertimbangkan adalah memikirkan keseimbangan antara mudik, sampah plastik dan literasi. 

Ketiga aspek itu tidak bisa dipisahkan karena selalu punya tujuan yang selaras.

Arus Mudik dan Sampah Plastik

Baca juga: Transportasi Laut, Pilihan Ekonomis dan Penuh Pesona bagi Masyarakat NTT

Arus mudik di akhir sampai awal Maret ini pasti mendatangkan banyak sampah, baik itu di jalan-jalan, maupun di air. 

Baca juga: Membangun Atomic Habits: Diri, Orang Lain dan Literasi

Langkah apa yang mesti dilakukan agar mudik tahun ini tidak menjadikan lingkungan perkotaan, desa dan di jalan-jalan sebagai tempat pembuangan sampah?

Dokumentasi pribadi | Ino Sigaze.