Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Cara Sederhana Mengolah Kekecewaan

28 Februari 2023   17:43 Diperbarui: 28 Februari 2023   18:17 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cara mengolah kekecewaan | Dokumen pribadi oleh Ino Sigaze

Selami rahasia menulis di tengah kekecewaan, di sana ada kelegaan tanpa menjadikan orang lain dihakimi.

Februari, 28 2023 sebentar lagi akan pergi dan tidak akan kembali. Duh seandainya Februari adalah sahabat penulis, maka terasa sedih sekali.

Sedih karena hanya ada kemungkinan untuk membaca kembali tulisannya di masa lalu sampai hari kemarin. Tidak berlebihan rupanya tanggal dalam setiap tulisan tidak bisa diubah. YA, ada pencatatan otomatis.

28 Februari adalah tanggal terakhir dan hari Selasa adalah hari terakhir di bulan Februari. Apa yang bisa dititipkan untuk dikenang pada hari ini?

Ada beberapa titipan yang ingin saya berikan terkait pengalaman kekecewaan pada hari ini.

1. Tidak punya kesempatan untuk membeli cellfood

Dari pagi sampai siang saya berjalan kaki mengelilingi kota Mainz hanya untuk mencari jenis suplemen Cellfood. Suplemen itu tentu saja dijual di Apotik.

Sayangnya semuanya tidak menjual Cellfood, bahkan lebih menyedihkan lagi ternyata, mereka juga tidak bisa melayani pemesan dan pengiriman jenis Cellfood, katanya ada batasan aturan yang berlaku di sini.

Padahal niat untuk memberi teman yang sedang menderita kanker paru sudah tulus. Apa daya niat harus kembali dikurung. Tertinggal sepucuk doa pasrah, semoga dia sembuh. 

Ketika kembali ke kamar dengan rasa lelah dan kecewa, saya berusaha mengolah hati. Pertanyaan yang muncul spontan adalah mengapa tidak ada kemungkinan yang terbaik untuk penderita kanker paru saat ini?

Mengapa akhir Februari saya harus berhadapan dengan pengalaman keterbatasan seperti ini? Tidak adakah cara lain agar orang-orang sakit bisa sembuh dan memperpanjang hidup mereka?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun