Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Hadiah Pernikahan di Tengah Relung Krisis Respek

6 Februari 2023   05:19 Diperbarui: 6 Februari 2023   20:32 599
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi hadiah pernikahan (Sumber gambar dari biz.kompas.com)

Namun, harus dipertegas bahwa hadiah itu bukan belis. Akan tetapi prinsip kesantunannya tetap saja mengikuti hukum adat yang berlaku di sana.

Praktisnya bahwa ada yang hanya bisa memberikan hadiah pernikahan sarung laki-laki, tetapi juga ada yang hanya bisa memberikan hadiah baju perempuan dan sarung perempuan.

Misalnya kalau saya sebagai pihak saudara datang ke pihak saudari, maka saya membawa baju perempuan atau sarung perempuan. Demikian juga ke pihak yang menikah itu sebagai saudara, maka saya bisa saja memberikan hadiah berupa uang.

Sedangkan bagi mereka yang tidak punya hubungan kekeluargaan, mereka bisa memberikan hadiah apa saja sesuai kemampuan mereka.

Meskipun kebebasan itu diberikan, umumnya untuk orang dewasa di Flores mereka selalu membawa lembaran entah sarung laki-laki atau sarung perempuan, baju, dan hadiah lainnya seperti piring gelas dan perlengkapan dapur.

Hadiah pernikahan di tengah  relung krisis respek | Ilutrasi dokumen pribadi oleh Inosensius I. Sigaze
Hadiah pernikahan di tengah  relung krisis respek | Ilutrasi dokumen pribadi oleh Inosensius I. Sigaze

Hadiah yang unik biasanya datang dari teman sebaya. Bagi teman sebaya, mereka sudah tahu persis apa yang paling dibutuhkan oleh teman yang menikah. 

Pada umumnya hadiah perlengkapan dapur itu selalu menjadi pilihan. Konsep dasar mereka sederhana, setelah selesai pernikahan, keduanya harus terpisah dari orangtua mereka untuk membangun hidup baru dalam rumah tangga mereka.

Hidup baru sebagai keluarga itu tentu membutuhkan persiapan mulai dari dapur kehidupan rumah tangga. Nah, pola pikir seperti itu masih ditemukan pada tahun 1990-an.

Belakangan ini, terasa sekali bahwa hadiah pernikahan juga ikut pengaruh modernisasi. Bahkan bisa juga dikatakan sedang berada di jantung krisis peradaban.

Mengapa saya mengatakan demikian? Liburan tahun lalu memberikan saya pengalaman istimewa. Saya menghadiri beberapa pesta pernikahan di kampung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun