Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengapa Penting Bantuan Tanpa Identitas, tapi Tepat Sasar?

2 Desember 2022   13:30 Diperbarui: 2 Desember 2022   13:35 322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mengapa penting bantuan tanpa identitas, tapi tepat sasar? | Dokumen pribadi oleh Ino

Dari pengalaman Cianjur, masyarakat Indonesia mungkin perlu belajar lagi beberapa hal ini: 

1. Bantuan itu meski kecil, jika diberikan dengan ikhlas, maka pasti ada pahalanya. 

2. Bantuan kemanusiaan, sebaiknya jangan ada identitas keagamaan, jadi pemberi dan penyalur harus kritis menyeleksi istilah-istilah yang bersentuhan langsung dengan urusan agama. 

3. Untuk mendukung netralitas itu, orang perlu membuat tim bantuan dengan nama kemanusiaan dan juga bisa dilengkapi dengan tempat tertentu. Ya, sekali lagi, jika bantuan benar-benar ikhlas, tanpa identitas, lalu sampai pada sasaran, maka kita tidak akan punya persoalan. 

Contohnya, orang bisa saja membangun tenda pos pelayanan dengan nama"Pos pelayanan bencana Cianjur dari orang Indonesia yang berada di Jerman." 

Oleh karena itu, kita membutuhkan sikap-sikap kritis yang perlu untuk menjaga kemurnian motivasi kita memberi dan juga untuk menjaga persaudaraan dan persatuan kita sebagai orang Indonesia. 

4. Hindari klaim dangkal dengan label isu seperti kristenisasi dan islamisasi

Bantuan kemanusiaan sering disalahartikan karena cara pandang yang sempit pada satu sisi, dan oleh karena provokasi pada sisi lainnya. 

Satu hal yang cukup sering dilupakan oleh kebanyakan orang adalah pihak yang terdampak itu tidak membutuhkan perdebatan, polemik, istilah-istilah, apalagi nama-nama agama. Pada prinsipnya mereka butuh hidup, makanan, pakaian dan butuh perlindungan.

Tapi juga, jika ada pilihan untuk pelayanan spiritual, maka harus dilakukan sesuai dengan kepercayaan orang setempat dan tidak boleh ada unsur paksaan. 

Akhirnya, ternyata menyalurkan bantuan saja itu tidak mudah. Orang perlu memperhatikan rambu-rambu kehidupan sosial di tengah masyarakat. Ya, perlu adanya jaringan kerjasama kemanusiaan yang ikhlas, jujur dan bertanggung jawab.

Salam berbagi, ino, 2.12.2022.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun