Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Hening, Pusara Ketidakberdayaan Bersama Cianjur

22 November 2022   16:34 Diperbarui: 22 November 2022   17:11 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hening, pusara ketidakberdayaan bersama Cianjur | Dokumen pribadi oleh Ino

Cianjur....namamu disebut kala dunia sedang bertepuk ria menyambut bola dunia Qatar 2022. Paradoks tak pernah terhapus dari wajah bumi kita.

Cianjur jadi ambruk oleh amukan tak berwajah tapi bernama Gempa. Gerakan bumi yang muncul tidak teratur itu telah merobek ketenangan.

Cianjur dibalut puing-puing kehancuran, duka dan kehilangan.

Orang-orang mungkin bertanya tidak masuk akal, dosa dan salah apa? Tidak....tidak perlu ajukan itu. Cianjur cuma butuh bantuan-bantuan nyata dan uluran doa.

Getaran bumi itu bagaikan hantu mengusik hidup. Bumi, mengapa amarahmu memisahkan kami dari rumah dan saudara-saudari kami sendiri?

Tidak adakah cara lain, yang bisa engkau katakan kepada kami sebelum amarahmu meledak-ledak? Cianjur bagaikan musuhmu yang remuk, disana cuma ada histeri dan jeritan keluh.

Aku hanya bisa terdiam....diam....dalam hening ketidakberdayaanku.

Siapakah aku? Aku tidak mungkin bisa mengubah gerakan bumi, apalagi meredam amarahnya itu. Hening...terpekur sendiri....bisu...tertawan duka bersama saudara-saudariku di Cianjur.

Oh betapa tak berdayanya manusia itu. Manusia lemah yang hidup dan menginjak bumi, namun tak sanggup bendung deru amarahnya sesekali waktu.

Hening...itu saat indah menemukan kehampaan bumi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun