Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Sorotan di Ujung Dunia

5 Oktober 2022   14:14 Diperbarui: 5 Oktober 2022   15:02 323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sorotan di ujung dunia | Dokumen pribadi oleh Ino

Sorotan kata dan peristiwa tiba-tiba melambung tinggi di sana. Di ujung dunia menyebut nama Indonesia hari-hari belakangan ini.

Indonesia di balik tirai duka stadion Kanjuruhan, Malang.

Nama tersebar bersama lembaran kenangan duka dalam dunia sepak bola. Nama Arema dan Persebaya terbang melayang ke ujung dunia disebut orang-orang putih di mana-mana.

Tak heran bencana sering menjadi rezeki popularitas. Bencana sering diubah menjadi ternama tanpa rencana-rencana. 

Arema bukan lagi tentang orang Malang, Persebaya bukan lagi sekedar arek-arek saja. Keduanya sudah berubah wajah jadi dinding utama berita dunia.

Oktober memang tidak bisa diseret duka, apalagi 1 Oktober hari bertaburnya bunga kecil dari Perancis di abad ke-18. Mawar merah kecil di sebuah taman di kota Lisieux, Perancis terlalu mudah mekar pada 1 Oktober setiap tahunnya.

Itu mawar kenangan tentang mencintai yang lainnya, sekalipun begitu kecil dan sederhananya manusia. Mawar cinta kita pada sesama manusia.

Itu sorotan di ujung dunia sejak lama, bahkan agama-agama mengajarkan cintai sesama. Indonesia terlalu mudah sebut agama dalam semua hal.

Tapi, di manakah cintamu untuk dia yang cuma berbeda selera dan rasa? Kepulan asap gas sudah merampas rindu hidup lama begitu banyak manusia.

Terhipnotis benci dan kecewa, lalu manusia bisa diinjak-injak layak sampah di pinggir jalan. Itu jadi sorotan di ujung dunia.

Luka rasanya mendengar berita itu berulang, kuping tercabik malu karena brutalitas manusia. 

Tertinggal bujur kenangan dan kata-kata doa, semoga yang telah pergi berjumpa dalam alam bahagia di surga sana. Ceritakan pada Kuasa bahwa Malang dan Surabaya adalah tetangga dan saudara di ujung Timur pulau Jawa.

Kapan lapangan bola jadi teman dan sahabat yang bisa bermain-bermain sambil memberi mawar cinta?

Ilusi duka karena solidaritas di ujung dunia untuk mereka yang telah tiada.

Salam berbagi, ino, 5.10.2022.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun