Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Mengendus Kenangan Kereta Api Indonesia dan Alternatif tentang Hiburan Budaya

29 September 2022   17:07 Diperbarui: 4 Oktober 2022   03:27 791
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rotasi kekinian perkembangan teknologi transportasi Indonesia hari ini telah menawarkan aneka kemajuan dari waktu-waktu. Kenangan KAI tetap diceritakan, tanpa melupakan kemungkinan perkembangan barunya. 

Dunia perkeretaapian Indonesia sebenarnya sangat menarik untuk dikenang. Apalagi kalau dilihat dari perspektif kekinian. Tahun 2009 misalnya saya pernah menikmati perjalanan dengan kereta Jakarta - Surabaya. 

Pada prinsipnya tulisan ini akan menyoroti tema sorotan Kompasiana dengan fokus pada menulis kembali kenangan kereta api Indonesia, tetapi juga dengan aksen perkembangan terbarunya sekarang.

Saya akhirnya sadar bahwa tidak cukup hanya dengan menulis kenangan masa lalu, tetapi juga melihat perkembangan terbaru saat sekarang (Neue Entwicklung).

Kereta Api Indonesia dalam kenangan

Perjalanan pertama pada tahun itu dengan jenis kereta yang tentu berbeda rasanya dengan sekarang ini. Stasiun Gambir adalah jejak pertama tentang kenangan kereta api di Indonesia.

Riuh dan hiruk pikuk penumpang saat itu memang sangat mengkhawatirkan belum lagi para penjual dan pengamen yang berebutan masuk kereta dalam kancah pertarungan nasib mereka hari itu.

Lorong kereta selalu terlihat padat dengan manusia. Keributan dan tawaran barang dan harga terdengar tanpa malu-malu menghimpit telinga.

Riuh keramaian berdatangan pada waktu yang sama dengan dua arah yang berbeda. Kereta dan keramaian tetapi juga di sana ada keresahan.

Tidak terlihat ada kontrol dan pemeriksaan pihak keamanan. Kursi bebas ditempati, mungkin karena sendiri yang salah tidak membeli tempat yang direservasi.

Singkatnya ada resah dan gelisah kala itu. Nah, pada saat itu terasa sekali bahwa kebutuhan akan keamanan menjadi tempat pertama dalam skala prioritas (Erste Prioritt).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun