2. Gejolak mafia perbankan mulai terbuka
Bank yang menawarkan suku bunga tabungan 0 persen mesti punya relasi khusus dengan pihak pemilik modal yang hanya bertujuan menyimpan uang mereka.
Apakah pihak bank khususnya bank-bank swasta masih bisa bertahan dengan cara itu. Saya kira cukup sulit saat itu, ketika orang berpikir bahwa bank menjadi tempat penyimpanan uang yang aman dan bebas pajak.
Sistem keuangan negara Indonesia rupanya sudah berubah dan bahkan melalui sistem itu, rupanya tidak ada lagi kemungkinan seperti hanya menjadi pilihan penyimpanan uang tanpa diketahui pemerintah.
Meskipun negara ini punya sistem seperti itu yang mendobrak warganya agar hidup dalam transparansi keuangan, kemungkinan dan godaan masuk kedalam mafia perbankan bisa saja menjadi sangat besar.
Mungkinkah dalam keterjepitan krisis ekonomi, orang tetap loyal kepada negaranya? Sangat mungkin bahwa bank yang punya keputusan 0 persen akan menarik perhatian pemerintah untuk memantau sejauh mana perkembangannya.
3. Berapa bunga pinjaman dari bank yang menetapkan suku bunga tabungan 0 persen?
Pertanyaan terkait suku bunga 0 persen saat ini, tidak hanya soal mengapa punya kebijakan seperti itu, tetapi juga soal lain yang terkait yakni berapa bunga pinjaman dari bank itu sendiri?
Jika bunga pinjaman berkisar sekitar 0,2 misalnya, maka sudah pasti pihak pasti tetap sangat menguntungkan. Tapi apakah bank swasta misalnya bisa menawarkan bunga pinjaman seperti itu?
Apakah juga mungkin bunga pinjaman 0 persen? Rasanya sangat tidak mungkin terjadi? Nah, dari prediksi itu, sebenarnya sangat mungkin bahwa bank-bank yang mengambil keputusan 0 persen adalah bank-bank yang sudah punya prediksi jauh ke depan terkait ekonomi global.
Kemungkinan krisis oleh karena sedikitnya nasabah yang menyimpan uang mereka, maupun nasabah yang juga meminjam uang di bank rupanya semakin merapat ke pintu perbankan di Indonesia.