Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Ada 3 Efek Reshuffle Kabinet Jokowi dan Paradigma Pendidikan Anak Bangsa

15 Juni 2022   04:40 Diperbarui: 24 Juni 2022   18:43 1697
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden RI, Joko Widodo memperkenalkan menteri-menteri Kabinet Indonesia Maju dan pejabat setingkat menteri sebelum pelantikan di Istana Negara, Jakarta, Rabu (23/10/2019).| KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO

Reshuffle perlu dilihat secara positif dalam kaitannya dengan paradigma pendidikan anak bangsa agar bukan saja soal jabatan, tetapi kerja jelas, tepat dan cepat.

Tema reshuffle kabinet Jokowi memang paling hangat di Indonesia saat ini, akan tetapi sebenarnya bukan saja kali ini, tetapi setiap kali ada isu reshuffle kabinet selalu menarik perhatian media pada umumnya. 

Tentu masing-masing media punya penekanan utama (Schwerpunkt), mulai dari sorotan tentang siapa yang akan direshuffle, sampai dengan sorotan kepentingan politik lainnya.

Tidak etis memang bahwa di tengah isu reshuffle, nama para menteri pun mulai disebut-sebut. Oleh karena itu, tulisan ini tidak menyoroti siapa yang akan direshuffle, tetapi lebih ke arah efek positif dari reshuffle itu sendiri bagi bangsa ini.

Ada tiga efek reshuffle kabinet Jokowi dan paradigma pendidikan anak bangsa | Dokumen diambil dari: Tribunnews.com
Ada tiga efek reshuffle kabinet Jokowi dan paradigma pendidikan anak bangsa | Dokumen diambil dari: Tribunnews.com

Ada 3 efek dari reshuffle kabinet Jokowi saat ini:

1. Efek politik tanah air, bukan hanya jabatan, tapi pencapaian nyata

Reshuffle kabinet Jokowi tidak mungkin terjadi tanpa ada evaluasi dan pertimbangan-pertimbangan terkait target pencapaian kabinet. Dari dasar pertimbangan pencapaian kabinet Indonesia Maju itulah, makanya aroma pahit dari reshuffle harus beberapa kali terjadi.

Rupanya bagi Jokowi bukan soal bahwa orang-orang yang terkena reshuffle nantinya akan menjadi lawan politiknya, tetapi fokusnya jelas bahwa kabinetnya harus bekerja keras dan mencapai target kemajuan.

Tanpa kemajuan yang nyata dinikmati anak bangsa ini, rupanya memang reshuffle itu harus dianggap perlu, bukan saja sebatas isu, tetapi suatu kenyataan yang memang harus dilakukan.

Logisnya adalah jika kabinetnya tidak berjalan dengan efektif untuk kemajuan bangsa ini dengan visi untuk kemajuan Indonesia, ya mengapa harus dipertahankan. Indonesia masih punya banyak orang lain lagi yang mungkin punya potensi, kinerja, dan integritas kerja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun