Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kembali ke Kiblat Pancasila untuk Bangun Peradaban Bangsa

1 Juni 2022   11:59 Diperbarui: 12 Juni 2022   10:22 327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kembali ke kiblat Pancasila untuk bangun peradaban bangsa | Dokumen diambil oleh Agus Suparto

Mari kita semua kembali ke kiblat Pancasila agar peradaban bangsa kita kuat dan berkembang secara baik dan benar tanpa kekerasan.

Tema sorotan Kompasiana kali ini sangat aktual dan menarik karena bukan saja soal Pancasila tetapi dalam kaitannya dengan peradaban bangsa pada peringatan Hari Lahir Pancasila 2022.

Hari Lahir Pancasila tahun 2022 ini bagi saya sangat istimewa untuk bangsa Indonesia yakni dengan kedatangan Jokowi ke kota Ende, sebagai tempat lahirnya Pancasila (31/5/2022) untuk memperingatinya di sana.

Oleh karena itu, dalam tulisan ini saya coba menyoroti hal apa saja yang penting bagi bangsa ini dalam membangun peradaban. 

Ada beberapa hal ini sebagai bangsa dan warga negara untuk bisa membangun peradaban dunia?

1. Daya tahan dan kreatifitas 

Soekarno dibuang di Ende dan dalam perjalanan waktu menemukan poin permenungan dan merumuskan Pancasila. Konteks pembuangan yang menghasilkan dan menginspirasi bangsa ini bagi saya adalah juga pesan penting kepada bangsa ini tentang daya kreatifitas anak bangsa apapun situasinya, sekalipun yang terburuk sekalipun, tetap bisa bertahan dan kreatif.

Dibuang tapi tetap berdaya hingga menginspirasi bangsa selamanya. Dalam alur pemikiran inilah, tentu di dalam ada keyakinan tentang penyertaan Tuhan. Jadi, poin ini merupakan percikan dari sila pertama Pancasila.

2. Sejarah punya bukti bahwa Soekarno punya titik permenungan yang kontemplatif 

Sewaktu Sekolah Menengah Atas (SMA), sering sekali sepulang sekolah duduk santai di dekat tempat di mana Soekarno merenungkan dan merumuskan Pancasila di tengah kota Ende itu. 

Ya persis di bawah pohon sukun. Bagi saya apa yang dilakukan Soekarno waktu itu merupakan suatu bentuk peradaban yang sesuai kultur budaya bangsa ini. Bahkan Soekarno sangat menghormati budaya dan adat istiadat setempat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun