Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

4 Strategi dan 5 Asumsi di Balik Kebijakan Pelonggaran Penggunaan Masker

21 Mei 2022   03:52 Diperbarui: 22 Mei 2022   08:45 395
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi makan di resto. 4 strategi dan 5 asumsi dibalik kebijakan pelonggaran penggunaan masker | (Dokumen diambil SHUTTERSTOCK via kompas.com)

Penelitian kecil yang saya lakukan di kamar tidur memberikan saya jawaban yang memperlihatkan betapa penting nya kajian lebih jauh lagi tentang kebersihan udara yang dihirup manusia setiap hari dan betapa pentingnya lingkungan.

Kebetulan sekali saya punya alat bantu untuk meredakan ngorok saat tidur. Pada alat itu ada satu bagian kecil sebagai saluran udara dengan sistem kertas penyaringan atau filter.

Dua tahun lalu sebelum covid19, saya menemukan bahwa filter itu belum begitu tampak hitam berdebu ketika seminggu menggunakannya. Lama kelamaan saya mengamati ternyata tidak sampai seminggu saja sudah terlihat hitam.

Saya membayangkan bagaimana dengan kenyataan orang yang tidur tanpa ada penyaring udara dan tentu berapa banyak debu kotor yang masuk ke saluran pernapasan.

Bahkan terkadang, saya memutuskan untuk mengenakan masker pada saat tidur. Nah, terbukti secara sangat mengejutkan bahwa setiap kali saat tidur dengan menggunakan masker, terasa lebih nyenyak dan enak.

Apalagi kalau pada bagian luar masker direciki sedikit dengan minyak kayu putih, pernafasan terasa benar-benar segar dan enak. Hal ini benar-benar berangkat dari pengalaman pribadi. 

Meskipun demikian, saya tidak merekomendasikan agar cara ini diterapkan oleh pembaca. Hal ini hanya merupakan pengalaman dan uji coba pribadi saja yang tentunya perlu diuji lagi secara lebih ilmiah oleh pihak-pihak yang berwenang.

Dari pengalaman itu saya punya beberapa asumsi:

  1. Polusi udara mungkin saja semakin tinggi bersamaan dengan semakin rentan kerusakan lapisan ozon yang melindungi sinar ultraviolet Matahari.

  2. Debu yang sangat halus pasti terbawa udara yang dihirup manusia, jika semakin sedikit tumbuhan hijau di sekitar rumah.

  3. Resiko gangguan pernafasan pasti ada hubungannya dengan posisi rumah seseorang. Semakin di tengah kota, tanpa ada banyak pohon dan tumbuhan, maka semakin besar peluang terganggu pernafasan.

  4. HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Healthy Selengkapnya
    Lihat Healthy Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun