Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Waktu Hari Pertama Aku di Bulan Terakhir

1 Desember 2021   16:11 Diperbarui: 1 Desember 2021   16:15 438
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi tentang puisi waktu hari pertamaku di bulan terakhir | Diambil dari: merdeka.com

Sunyi hari ini, hari pertama di bulan terakhir 2021  Kucoba menapaki hari baru diujung tahun 2021.  Terdengar tanya hati pada diri sendiri: 

Mengapa aku melihat ke luar saat aku ingin tahu tentang suasana hari ini?

Suasana hari ini cuma cerita tentang aku dalam kontak tak terbatas dengan yang di luar diriku. Suasana hidup tak pernah lepas terhubung dengan situasi yang bukan aku.

Aku tak bisa berjalan sendiri tanpa terhubung dengan yang dikenal dan tak dikenal

Desember pada hari pertama, di bulan terakhir mirip seperti hari-hari terakhir tahun ini.

Aku dihimpit rasa takut kehilangan hari-hari di tahun 2021 tanpa melakukan sesuatu yang terbaik. Hari dan waktu yang cuma sekali diberi untuk dinikmati, dihidupi dan diberi catatan-catatan kecil.

Hari dan waktu yang tidak akan terulang sama persis. Torehan cerita 2021 hanyalah secarik kertas yang bertuliskan "aku pernah menjadi bagian kecil dari bumi dan ciptaan ini dan terus bermimpi menjadi lebih baik lagi nanti."

Masa depan yang mulai mekar sejak hari ini meski masih terlihat buram dalam secarik kertas kusam. Hari ini aku menentukan diriku untuk suatu kepastian bahwa aku sehat, aku bahagia, aku bersyukur. Itu saja dulu sudah cukup bagiku.

Sepi menanti tak selamanya itu adalah kesedihan. Sunyi hati itu pilihan agar jauh dari terpaan ambisi. Aku menjadi seperti diriku hari ini, menulis percikan kecil dari letupan perjumpaan hati dengan realitas lain, itu sudah cukup bagiku menuai hari ini.

Berjuang tak tinggalkan halaman kosong dari serpihan waktu. 

Merilis niat dalam relung waktu.

Menatap peluang dalam perjalanan waktu.

Menulis setiap detail perjumpaan antara waktu.

Salam berbagi, ino, 1.12.2021.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun