4. Rekomendasi dari Kepala Sekolah
Empat persyaratan itu merupakan tuntutan yang saya ketahui untuk memperoleh beasiswa pada waktu itu. Namun uniknya bahwa seorang teman yang juga memperoleh beasiswa pada masa itu adalah anak dari seorang guru Pegawai Negeri Sipil (PNS).Â
Artinya surat keterangan dari desa tentang keterangan orangtua sebenarnya tidak punya pengaruhnya untuk menentukan apakah seorang siswa bisa memperoleh beasiswa atau tidak. Jadi, saya percaya bahwa surat keterangan dari desa, hanya merupakan data pendukung terkait identitas dan bukan sebagai alasan untuk memperoleh beasiswa.
Saat pertama dipanggil Kepala Sekolah untuk membicarakan tentang kemungkinan memperoleh beasiswa, hati saya sudah berbunga-bunga. Gairah belajar langsung melonjak, meski sudah biasa bangun pagi-pagi dengan menggunakan lampu pelita saat listrik padam untuk belajar.Â
Kata beasiswa betul-betul dirasakan memotivasi saya untuk menjadi yang terbaik dalam prestasi akademik. Tidak hanya itu, sebagai anak petani rasanya terharu sekali bahwa seorang anak bisa meringankan beban biaya dari orangtua.
Beasiswa, sebuah nama yang membakar gelora belajar
Entahlah karena faktor apa, namun itulah kenyataan yang saya alami saat itu. Saya punya kepuasan tersendiri bahwa paket khusus seperti beasiswa itu bisa saya raih.Â
Sangat mungkin efek psikologis memengaruhi orangtua dan semua siswa ketika Kepala sekolah mengumumkan nama-nama yang menerima beasiswa. Rasa haru campur aduk saat itu.
Di tengah tepuk tangan teman-teman, dalam hati terbersit tekad yang kuat untuk tekun belajar. Ya, beasiswa karena prestasi akademik, bukan karena situasi keterbatasan ekonomi.
Prestasi akademik yang disertai dengan status sebagai penerima beasiswa waktu itu sungguh menggembirakan sekolah secara khusus ketika kami penerima beasiswa juga bisa memenangkan event perlombaan beberapa kali cerdas cermat di tingkat kecamatan. Ya, tidak berlebihan cuma di tingkat kecamatan dan kalah di tingkat kabupaten.