Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ada 6 Prinsip Selamat dalam Perjalanan, Baca Yuk!

8 November 2021   12:56 Diperbarui: 11 November 2021   10:25 429
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ada 5 prinsip selamat dalam perjalanan | Dokumen pribadi oleh Ino

Syukur-syukur sih kalau dengan sopan meminta, kadang juga langsung hajar. Jalur selatan dari kota Malang ke Banyuwangi memang tidak luput dari jenis cerita mistis dan cerita nyata itu.

Oleh karena itu, caranya adalah kami menyiapkan uang receh 5.000 sampai 20.000 rupiah sebagai antisipasi jika ada kejadian aneh di perjalanan, maka kami sudah siap untuk memberi mereka yang membutuhkan.

Berhadapan dengan kenyataan aneh itu kata teman saya, "lebih baik kita mengalah, sambil berderma dan kita pasti selamat." Apa sih artinya uang 20.000 itu, apalagi kita memberi dengan niat untuk menolong mereka yang kesulitan dan membutuhkan.

Barangkali mereka sangat membutuhkan uang, atau bahkan anaknya atau isterinya lagi di rumah sakit, yahh dan banyak lagi alasan lainnya. Singkatnya kita tidak perlu adu argumen dengan mereka, tapi mengalah dan memberi mereka sedikit untuk hidup mereka, saat untuk beramal yang juga membuat kita selamat.

2. Menghindar sambil mencari jalan aman

Hati-hati dengan monster jalanan!

Aneka cerita seperti terus membuai kesendirian kami hingga terus melesat kira-kira lebih dari 5 jam perjalanan. Tibalah kami di daerah Situbondo. Pada suatu ruas jalan lurus dari kejauhan sekitar 300 meter tampak monster selatan berwarna biru melaju dengan kecepatan tinggi. 

Monster itu adalah bus besar yang sama sekali tidak pernah mengenal apa yang namanya memberi jalan pada yang lain. Monster itu bahkan tidak juga mengenal kesempatan untuk pelan dan memberi kesempatan lebih aman bagi yang lainnya.

Terlihat laju bus besar itu semakin mendekat, sementara jalur jalan terlihat hampir tidak kebagian untuk kami sebagai pengendara dari arah berlawanan. Dengan tanpa pikir panjang, teman saya terpaksa membanting setir ke arah kiri  hingga nyaris menabrak tiang listrik di luar ruas jalan di daerah sekitar Situbondo waktu itu.

Ruas jalan yang mestinya menjadi hak kami, tidak bisa didiskusikan lagi, semuanya hanyalah seperti hempasan angin sekejap dengan laju kecepatan yang tidak pernah menurun sedikitpun bus itu terus melaju ke arah kota Malang.

Kami berhenti sambil menarik nafas panjang, terasa seakan-akan benar baru luput dari kecelakaan atau gilasan monster selatan itu. Kata teman saya, "Pilihan yang tepat adalah menghindar dan mengalah saja sambil mencari jalan aman, meski terasa hak kita dirampas habis-habisan."

3. Berhentilah sejauh sudah lelah, cucilah muka sejauh mengantuk mulai terasa dan minumlah air putih secukupnya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun