Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Ada 4 Alasan Mengapa Konten dengan Kata Kompasiana Meraih Beludak Pembaca

7 November 2021   14:39 Diperbarui: 11 November 2021   10:19 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi tentang 4 alasan konten dengan kata Kompasiana meraih beludak pembaca | Dokumen pribadi oleh Ino

Pernahkah Anda bertanya mengapa Anda jatuh cinta pada Kompasiana?

Semenjak menulis di Kompasiana kurang lebih 11 bulan saya mengamati dinamika pembaca pada konten teman-teman penulis yang menyertakan kata "Kompasiana" umumnya artikel itu bisa berjejer di barisan nilai tertinggi dan populer. Kok bisa? Ya, suatu fenomena yang menarik bukan?

Saya akhirnya mencoba juga beberapa kali dalam karya kecil seperti: "Cakrawala mimpi penulis-penulis Kompasiana" pemberi rating 47 orang, yang baca 155 orang. Angka itu bagi saya banyak sekali. Mengapa?

Coba bayangkan saja seseorang yang mengadakan seminar belum tentu bisa hadir 155 orang dengan acungan jari jempol menarik, aktual, inspiratif 47 orang. Rasa seperti itu, tentu rasa hati  pribadi yang pasti berbeda dengan perasaan hati Kompasiana senior.

Contoh yang lebih menarik tentunya pada artikel penulis-penulis lain yang coba menggandeng kata Kompasiana dengan nada-nada kritik atau mempersoalkan sesuatu, pasti artikel itu akan meraih pembaca yang banyak.

Saya tertarik untuk menulis fenomena ini untuk menyelami kira-kira hal apa dibalik itu semua atau ada apa gitu. Tantangan yang saya hadapi adalah apakah artikel ini nanti bisa juga meraih nilai tertinggi dan populer di nomor 4? Saya penasaran saja sih.

Pertanyaannya, mengapa setiap konten dengan kata "Kompasiana" meraih pembaca yang membeludak? Ini beberapa alasan yang menurut saya adalah jawaban terkait pertanyaan itu:

1. Terkait misteri cinta dan ekspresinya yang berbeda-beda

Setiap orang punya cara dan kata-kata pilihan sendiri untuk menyatakan cintanya pada Kompasiana. Ada yang terdengar keras hampir saja meremehkan, tapi tetap saja ada etikanya di sana. Ada yang tetap senyap menulis tanpa mengkritik sana sini.

Cinta dan  ungkapan cinta itu adalah bagian dari misteri.

Kata cinta cuma satu yang bisa diungkapkan dalam aneka bahasa, love, Liebe, habun, Ser, amo, amour, agapi, amore, pyaar, salang, amare dan lain sebagainya sebanyak bahasa-bahasa manusia. Namun, ketika cinta itu diekspresikan, maka menjadi sangat sulit untuk diketahui, apakah sesuatu itu cinta atau sebaliknya benci.

Saya tahu siapa saja yang mencintai saya dengan cara sederhana setiap hari saya menaruh tulisan atau foto pada profil whatsapp saya. Menariknya yang melihat setiap hari ada lho orang yang sama-sama saja. Bahkan saya tahu sebetulnya orang itu tidak cukup enak hubungannya dengan saya. Akan tetapi mengapa dia melihat setiap hari?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun