Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

"Dunia dalam Satu Meja" dan Ragam Pesannya

23 Oktober 2021   05:25 Diperbarui: 27 Oktober 2021   12:18 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dunia dalam satu meja (Die Welt an einem Tisch) dan Ragam Pesannya | Dokumen diambil dari: t3n.de

Dalam satu meja terlihat ekspresi berbeda-beda: Ada cetusan kesal, ada yang mendesah dan berkata jengkel dan marah, ada yang spontan tertawa meledak, tapi ada pula yang begitu khusyuk dalam sunyi menelusuri dinding wajah google tentang situasi negaranya.

Terdengar pertanyaan, was ist los? Atau ada apa? Ya, semuanya berlangsung tanpa syarat, tanpa janji apalagi paksaan. Spontan, semua bisa cerita apa saja tentang situasi di negaranya, tentang teman, keluarga dan apa saja.

Kenyataan seperti itu terjadi dalam satu meja. Benar kan, dunia ini ada dalam satu meja? Saya akhirnya membayangkan di Indonesia khususnya di universitas dan di sekolah-sekolah, bisa saja suasana seperti itu terjadi.

Nah, bisa dibayangkan bahwa Indonesia yang beragam itu ada dalam satu meja. Tentu menarik dan apa sih kisahnya, lagi-lagi penasaran. Keberagaman di Indonesia sama dengan keberagaman yang ada di dunia. Mungkin Indonesia bisa menjadi simbol dari dunia dalam satu meja.

Deru badai dan angin sisa seperti telah menjauh dari kota tempat tinggal saya. Kini malam menghimpit dengan gelap yang disengat dengan dingin 9 derajat celcius.

Lapisan baju tebal seakan tidak ada kompromi untuk boleh dilupakan. Lapisan wajib tentunya, tapi bukan cuma saya lho, orang bule saja pakai dua Pullover.

Di sebuah ruangan kecil saya hendak mencari suatu bacaan untuk malam hari itu. Di sana ada tertulis dengan kode I dan II, angka Romawi. Saya bertanya pada teman saya, yang mana bacaan untuk malam nanti.

Jawabannya dengan ketus dan malah bertanya kepada saya, "menurut kamu bacaan I atau II?" Saya bilang, "ya kamu yang mesti tentukan bacaannya." Dia langsung menunjukkan bahwa bacaan dengan kode I. 

Tanya dia lebih lanjut, "Kamu tahu enggak, mengapa I (satu)?" Saya tertawa sejenak lalu menjawab, "ya karena tahun 2021 dong." Aneh bukan? Katanya, "Kode I untuk tahun ganjil dan kode II untuk tahun genap"

Lho, satu kok dibilang ganjil sih?

Kisah yang terakhir ini membawa saya kepada ranah keraguan tentang "dunia dalam satu meja." Kalau "satu" itu ganjil, tentu dunia dalam "satu meja", ya juga ganjil dong?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun