Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Menulis Pelajaran Selama Perjalanan Frankfurt-Doha-Jakarta

1 Agustus 2021   01:30 Diperbarui: 1 Agustus 2021   09:16 322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi keindahan Bandara Doha dan perjalanan hingga tertarik untuk menulis pelajaran selama perjalanan | Dokumen diambil dari: destinasian.co.id

Pengalaman perjalanan yang tentu hanya bisa disimak dalam diam itu, ternyata bisa juga menjadi inspirasi tulisan yang bermanfaat, ya sekurang-kurangnya tentang keuntungan dari cerita tentang keluarga campuran Indonesia-Jerman.

Bagaimanapun juga anak-anak tidak akan bisa secara otomatis atau tanpa bantuan orang tua, bahkan lebih berperan di situ adalah peran seorang ibu dalam pendidikan budaya anak-anak.

Ibu yang mencintai budaya Indonesia, akan sangat mungkin membangunkan rasa cinta yang sama kepada anak-anaknya, tentu sebaliknya, ibu yang sama sekali tidak punya minat dan ketertarikan pada hal-hal budaya, maka pada anak-anaknya juga sangat kecil kemungkinan punya Kultur Interesse atau ketertarikan pada budaya.

Ibu dan budaya Indonesia

Mungkin belum cukup kuat dan penting orang melihat hubungan antara ibu dan budaya di Indonesia. Nah, pengalaman dalam perjalanan kemarin bagi saya merupakan perjalanan yang sangat berarti karena berkaitan dengan datang ide tentang hubungan ibu dan budaya.

Cukup umum bahwa sebagian besar anak-anak menerima pendidikan nonformal itu dari ibu. Apalagi, kalau konteks cerita di atas ibu seorang Indonesia yang menikah dengan orang dari negara lain.

Konteks seperti itu tentu peran ibu tidak tergantikan apalagi pada saat-anak masih kecil. Adalah suatu keberuntungan jika, seorang ibu yang juga punya hati terpaut dengan budaya Indonesia.

Perjumpaan dengan orang lain dan budaya lain, tidak membuatnya melupakan budayanya sendiri, tetapi ia tetap punya tekad kuat menanamkan pendidikan budaya itu pada anak-anaknya.

Meskipun demikian seorang ibu yang terikat dengan nilai-nilai budaya tidak terlepas dari cerita tentang perempuan dan budaya Indonesia.

Sangat tidak mungkin bahwa saat menjadi seorang ibu dulu, seorang perempuan baru menyukai budaya Indonesia. Karena itu, sangat mungkin bahwa perempuan Indonesia yang mencintai budayanya, sudah pasti akan menjadi ibu yang siap mendidik anak-anaknya mencintai budaya Indonesia.

Oleh karena ada hubungan seperti itu,  maka saya pikir sangat penting bahwa orangtua di rumah perlu memperhatikan pendidikan anak perempuan yang selaras budaya, karena mereka adalah calon dari generasi selanjutnya yang akan menjadi guru bagi masa depan anak-anak Indonesia yang mencintai budayanya tanpa membenci budaya lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun