Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Adakah Headline yang Tidak Layak?

25 Mei 2021   03:27 Diperbarui: 25 Mei 2021   03:51 398
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi untuk alokasi waktu dalam menulis. Dokumen pribadi | Ino

Semua penulis pasti punya keinginan dan cita-cita agar menjadi penulis yang baik atau sekurang-kurangnya, cara ia menulis dan memformulasikan kalimat menjadi semakin baik.

Nah, itulah yang saya pelajari dari semua tulisan. Ada pesan yang tidak dikatakan penulis sendiri bahwa dia sedang berjuang menjadi lebih baik, lebih menarik, lebih ingin dibaca. 

Seorang penulis terus berjuang untuk menggunakan pilihan kata yang tepat dan bermakna, sambil terus memerhatikan aturan penulisan lainnya. Kadang terjadi bahwa saat menulis terasa mengalir begitu saja, seakan-akan seperti ada dalam satu koneksi yang nyaman dan bagus dengan ide yang datang, sampai lupa memerhatikan benar dan salah, padat dan singkat, jelas atau tidak.

Terlihat jelas sekali dalam semua tulisan dengan label artikel utama, penulis itu telah mengerahkan konsentrasi yang tinggi untuk memerhatikan hal-hal kecil dalam menulis. 

Bukan cuma soal pesan, tetapi kata, kalimat, tanda-tanda baca dan lain sebagainya. Bisa saja ada kriteria lainnya yang saya dan penulis lain tidak tahu seperti apa. 

Itulah namanya pilihan editor. Wewenang utuh ada pada pihak editor. Jadi, ukuran layak dan tidaknya artikel menjadi artikel utama tentu menjadi haknya editor. 

Mereka tentu adalah orang-orang bebas yang pasti punya kemampuan khusus dalam menilai dan menentukan semuanya. Mengapa hal ini diangkat? Saya pernah protes dengan komentar liar seseorang yang bukan penulis, katanya, "Headline itu karena bagi-bagi jata, hiburan untuk penulis, biar tetap semangat dalam menulis."

Saya membantah pernyataan itu, "ah sangat tidak mungkin itu." Mengapa? Karena terlihat sangat jelas dari isi tulisan yang memang terpilih jadi artikel Headline. 

Kalau pakai kriteria bagi jatah, ya bagaimana dengan orang yang rajin menulis tapi tidak pernah dapat jata AU? Saya langsung mengajaknya, "Ayo ikut nulis di Kompasiana yuk."

Rupanya mengatakan sesuatu itu jauh lebih gampang, daripada melakukan sesuatu lalu baru mengatakan sesuatu. Meskipun demikian, saya tetap melihat positif semuanya.

Saya hidup tidak dari kata orang. Demikian juga, saya belajar menulis  dari percikan hati dan pikiran sendiri sambil terus membuka diri pada gagasan dan cara pandang penulis lainnya.

4. Pesan tentang peluang belajar yang luas dan terbuka

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun