Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Ada 3 Alasan Setop Bercerita tentang Buku Kesukaan Masa Kecil

19 Mei 2021   04:50 Diperbarui: 19 Mei 2021   22:01 480
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Chatlyn: Dokumen pribadi oleh Ino

Belum bisa menulis, namun sudah bisa menyanyi. Bahkan sudah bisa juga belajar memberi. Nah, pada suatu kunjungan keluarga. Saya bertemu Charisa yang berusia 6 tahun.

Pada waktu makan, Charisa duduk bersama dengan kami. Tema pembicaraan kami waktu itu adalah tentang hari bapak. Charisa saat mendengar itu, diam-diam pergi ke kamarnya membungkuskan satu kado kecil untuk papinya dan memainkan musik untuk sang ayah.

Charisa: Dokumen pribadi oleh Ino
Charisa: Dokumen pribadi oleh Ino
Ia kembali sambil membawa kado kecil itu dan memeluk papinya. Saya sungguh kagum dan terheran-heran. Charisa sudah berpikir begitu jauh. Ia sudah bisa mengubah konsep tentang peringatan hari bapak dengan sebuah kado kenangan untuk papinya.

Siapa sih yang berani mengatakan bahwa kisah seperti itu tidak indah? Itu kisah anak kecil lho. Lebih dari sekedar kemampuan Charisa membungkus kado, saya lihat juga tentang adaptasi terkait konteks masyarakat Jerman.

Orang Jerman selalu beri kado atau bawa bunga untuk orang yang merayakan ulang tahun atau peringatan tertentu. Nah, adaptasi seperti itu yang sebenarnya sungguh indah dan mengubah suasana rumah. 

Apakah inisiatif seperti itu pernah dipikirkan orang tua? Kalaupun pernah terasa tidak menarik, karena sudah terlalu biasa, tetapi jika itu datang secara spontan dari anak-anak, maka orang tua bisa-bisa terbawa emosi, jadi terharu dan mendatangkan air mata.

Ada banyak sekali sebenarnya keajaiban dari anak-anak kecil yang kita jumpai dalam kehidupan kita sehari-hari. Entah itu di rumah kita, di jalan, atau di mana saja. Perhatikan dengan teliti, mereka selalu punya keunikan yang baru. 

Mereka punya percikan kata dan gerak yang istimewa dan bahkan bisa menyedot rasa dan nurani kita. Kepolosan, kejujuran kata dan tindakan mereka adalah inspirasi tak terhingga untuk menulis tentang anak-anak.

Kita bisa menulis tentang anak-anak, tetapi  anak-anak juga bisa dibimbing untuk menulis. Saya percaya, jika kesadaran itu sudah ada dan semakin banyak orang optimis, maka akan ada banyak orang yang mencari cara bagaimana agar anak-anak kita  bisa menulis dan menghasilkan buku.

Saya titipkan harapan melalui tulisan kecil ini untuk siapa saja yang tergerak hati dan berani mengambil langkah kecil agar anak-anak bisa menulis buku mereka sendiri. Ya, sebuah buku tentang keseharian hubungan mereka dengan orang tua di rumah dan hubungan mereka dengan teman-teman.

Buku tentang kehidupan yang berawal dari tulisan orang tua, ketika mereka belum bisa menulis, hingga mereka bisa menulis sendiri kisah tentang hidup mereka dan orang-orang di sekitar mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun