Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Mungkinkah Jokowi sebagai High Risk Taker?

29 April 2021   15:08 Diperbarui: 1 Mei 2021   00:56 997
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi untuk High Risk Taker dari: weyburnreview.com

Mungkinkah Jokowi seorang High Risk Taker? Ya, bisa saja. Perhatikan kebijakan-kebijakan terkait pada masa pemerintahannya: Penguasaan mayoritas saham PT Freeport Indonesia (PTFI) oleh induk perusahaan pelat merah di sektor pertambangan PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) atau Inalum (CNN Indonesia, 15/2/2019). 

Selanjutnya, Jokowi pernah juga bubarkan Petral (CNBC, 9/10/2019) dan tentu masih ada banyak lagi contoh  lainnya yang merupakan langkah-langkah besar untuk mencapai visi Indonesia Maju, yang ditempuhnya dengan berani, meski di mata para pengamat politik atau bahkan lawan politik sangat berisiko.

Nah, sekarang ini pun, Presiden Joko Widodo kembali menunjukkan siapa dirinya yang bagi saya adalah seorang High Risk Taker yang bijaksana terkait reshuffle kabinet kemarin Rabu, 28 April 2021. Mengapa?

1. Jokowi tidak melakukan reshuffle kabinet secara besar-besaran, tetapi cuma pada beberapa sektor tertentu. Artinya bahwa ada hal yang segera diubah dan dimaksimalkan pada sektor-sektor tertentu itu dan bukan untuk semua sektor.

Aspek urgensitas yang mau ditunjukkan Jokowi kepada seluruh rakyat Indonesia saat ini sangat jelas yakni sektor pendidikan, kebudayaan, riset dan teknologi yang menjadi bagian dari tanggung jawabnya Nadiem sebagai Mendikbud-Ristek. Sedang aspek lainnya adalah terkait sektor investasi yang menjadi tanggung jawabnya Bahlil Lahadalia.

Kedua bagaikan ilustrasi di atas, mereka diberikan sepeda besar yang tinggi untuk dibawa ke suatu tempat service agar sepeda itu menjadi lebih bagus, kuat dan aman. 

Bagaimana keduanya bisa membawa sepeda itu dengan cepat, tanpa ada risiko yang membahayakan diri mereka sendiri? Cara dan strategi apa yang ditempuh keduanya?

Nah, itulah pekerjaan rumah yang diberikan oleh Jokowi sekarang kepada Nadiem dan Bahlil Lahadalia. Keberhasilan dan kesuksesan keduanya adalah kesuksesan dari Sang High Risk Taker. Juga bisa sebaliknya, kegagalan keduanya adalah risiko dari pengambil kebijakan yang tinggi  seperti itu. 

2. Seorang High Risk Taker memberikan simbol dan pesan politis

Efek dari reshuffle kabinet ini tentu sangat besar bagi kinerja kerja para Menteri yang lainnya. Para Menteri harus tahu bahwa dalam tanda petik Jokowi adalah High Risk Taker, yang bisa melakukan reshuffle kabinet mesti di mata banyak orang punya risiko besar.

Efek inilah yang penting agar para Menteri mulai mengevaluasi diri, bahkan belajar secara kreatif mengambil langkah-langkah berani untuk mencapai visi Indonesia Maju. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun