Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Mungkinkah Jokowi sebagai High Risk Taker?

29 April 2021   15:08 Diperbarui: 1 Mei 2021   00:56 997
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi untuk High Risk Taker dari: weyburnreview.com

Orang Indonesia itu mulai berpikir tentang bagaimana agar sepeda itu tiba di sana dalam waktu singkat, dan dirinya juga aman. Mendorong ke bengkel itu pilihan yang biasa, namun pasti membutuhkan waktu yang banyak dan bisa sangat lama.

Karena itu, ia masih ditantang oleh pertanyaan yang sama, bagaimana caranya agar cepat tiba dan aman. Ia mulai mengevaluasi kemampuan dirinya. Katanya dalam hati, "Saya bisa naik sepeda, kenapa saya harus dorong sampai ke bengkel?" 

"Jika saya mendorong sepeda ini ke bengkel, ada kemungkinan bahwa saya membenarkan pikiran teman saya bahwa saya tidak bisa punya alternatif lain yang cepat dan aman", lanjutnya.

Pada akhirnya ia menemukan cara bagaimana menaiki sepeda yang tinggi itu. Ia berdiri di atas bangku lalu duduk di atas sepeda dengan dorongan awal sedikit lebih sulit, namun tetap bisa melaju dengan baik. 

Kakinya hanya bisa menyentuh sedikit saja pedal pada saat pedal itu pada posisi paling atas. Ia bisa mengendalikan kecepatan sepeda itu, karena ada rem yang bagus. 

Ia tetap menjaga keseimbangannya. Tantangannya adalah para pejalan kaki dan orang yang sedang bersepeda lainnya menertawakannya, karena sedang melihat pemandangan aneh. Mampukah dia menerima tertawaan orang? Seberapa penting pengaruh penilaian orang lain atas dirinya? 

Pikirannya tetap fokus, pokoknya tetap melaju dengan kecepatan lebih cepat dari orang yang berjalan kaki, sambil memikirkan kemungkinan-kemungkin seperti bagaimana cara berhenti ketika tiba pada tujuan. Bagaimana kalau di sana tidak ada bangku lagi.

Pada akhirnya, orang Indonesia itu dapat mencapai tujuannya dengan baik dan cepat. Pemilik sepeda terheran-heran, bagaimana temannya orang Indonesia itu bisa membawakan sepedanya dengan begitu cepat?

Nah, ilustrasi ini mungkin tepat untuk menggambarkan keberanian Jokowi dalam kaitannya dengan reshuffle kabinetnya saat ini. Ada kemungkinan bahwa Jokowi adalah seorang High Risk Taker atau pengambil tindakan atau kebijakan dengan risiko yang tinggi.

Masih segar dalam ingatan kita, bencana NTT belum benar-benar mereda, Jokowi memutuskan untuk berangkat ke sana. Ia berangkat tanpa ragu. Demikian juga bagaimana cerita Jokowi mengunjungi pedalaman Papua.

Beberapa kebijakan dan keputusan besar lainnya seperti perpindahan ibu kota negara. Bagi saya tentu adalah keputusan yang berani, meskipun penuh risiko. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun