Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Apakah Ada Sisi "Janji Berkat" dari Sebuah Kegagalan?

21 April 2021   15:47 Diperbarui: 30 April 2021   00:46 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi tentang gagal cara pandang diambil dari bbc.com

Kegagalan itu berawal dari diri sendiri dan bukan pada orang lain. Kegagalan yang paling mendasar adalah ketika orang gagal memiliki cara pandang yang baik.

Siapa saja sih sebenarnya yang tidak pernah mengalami yang namanya kegagalan. Namanya manusia semua pasti pernah gagal. Bahkan jangan salah sangka, orang-orang hebat itu justru punya kegagalan yang mengerikan. Bahkan mereka mengalami yang namanya kembali ke titik nol. 

Berada di titik zero itu selalu tidak mudah. Apalagi bagi orang yang pernah mengalami berada pada titik puncak kejayaan. Demikian juga dalam kaitan dengan nama, profesi seseorang yang terdengar hebat dan luar biasa, lalu ternyata memperoleh pekerjaan yang sama sekali tidak sesuai dengan harapan, dianggap juga suatu kegagalan.

Saya sangat setuju sih, jika Kompasiana meminta para penulis untuk membagikan pengalaman mereka tentang kegagalan, bahkan memberikan definisi apa sih kegagalan itu sebenarnya. 

Masing-masing orang pasti akan memberikan definisi sesuai pengalaman dan pergulatan pribadi. Nah, saya pernah mengalami kegagalan menjadi orang yang dipercayai untuk suatu tugas yang memang saya tidak suka. 

Dua tahun sebagai peternak ayam dalam masa Formatio, dianggap sebagai kegagalan?

Bagi saya menjadi peternak ayam adalah suatu kegagalan, bayangkan dua tahun saya bertugas dengan pekerjaan yang sama. Tugas dan pekerjaan yang di mata banyak teman-teman adalah menjijikan, dan menjadi tertawaan. Ya, bagaimana tidak? 

Saya mengharapkan menjadi seorang petugas Majalah Dinding (Mading) agar bisa belajar menulis puisi dan lain sebagainya, tetapi malah selama dua tahun, saya tidak pernah memperoleh tanggung jawab itu. 

Sebaliknya, saya diminta untuk mengurus ternak itik dan ayam, yang kerjanya tiga kali sehari, pagi, siang dan sore memberi makan, menyiapkan air untuk berenang lalu mengembalikan ke dalam kandang mereka.

Di mata saya pada waktu itu, kerja seperti itu adalah kegagalan. Alasannya sederhana, karena pekerjaan itu tidak sesuai dengan cita-cita saya. Kapan baru bisa menulis kalau sehari-hari diminta untuk mengurus ternak?

Ada juga sih saat-saat seperti saya bertanya, mengapa saya diberi tugas seperti itu terus? Apa maksudnya itu semua? Apakah hal itu untuk menguji kesabaran saya, karena saya menganggap pekerjaan beternak ayam dan itik itu sebagai kegagalan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun