Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

"Lho Kamu To, Bukannya Si B?"dan 5 Cara Menepis Pikiran Negatif tentang 'Anak Bawang'

14 April 2021   04:34 Diperbarui: 16 April 2021   00:53 341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Fresh Graduate dari infineon.com

Pengalaman saya telah membuktikan bahwa sebagai orang baru di sebuah perusahan yang dalam tanda petik sudah diragukan atau tidak diharapkan daripada kehadiran orang lain, maka pilihan untuk siap berkolaborasi dengan pimpinan adalah keputusan yang penting. Sederhananya saya harus menunjukkan respek positif terhadap visi pimpinan. Mau tidak mau saya perlu belajar masuk ke dalam proses adaptasi diri dalam suasana kerja dan belajar mengenal visi perusahaan atau pimpinan. 

Poin tentang membiarkan diri dibawa tuntunan itu bukan saja dalam konteks jam resmi kerja, bahkan saya berjuang untuk lebih dari itu. Ya, saya belajar masuk  kedalam masa orientasi kerja sambil belajar tentang situasi dan karakter orang-orang yang saya jumpai.

2. Bertanya dan menjadi teman diskusi

Menyiapkan diri untuk bekerja sebagai tim yang solid dan akur bersama dengan teman kerja dan pimpinan adalah hal yang sangat penting. Saya berusaha hadir sebagai anak bawang yang masih harus belajar dari senior. Karena itu, bertanya dan berdiskusi adalah peluang yang baik untuk saling mengenal. Hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai anak bawang harus disadari bahwa tidak bisa langsung mulai dengan mengkritik dan menawarkan ide-idenya. Anak bawang di dunia kerja sama dengan harus banyak belajar dan menyesuaikan diri dengan sistem yang sudah ada atau sedang berjalan. Bukan atau sama sekali tidak dianjurkan menjadi seorang pengkritik karena secara teoritis tidak tepat di lapangan. 

Menjadi teman diskusi itu bukan saja terkait dunia kerja, terkadang juga bisa masuk sampai ke hal lainnya. Ya, perlahan-lahan buah dari anak bawang yang rendah hati mau belajar menyesuaikan dirinya adalah ia mendapatkan kepercayaan. Rasa cocok mulai tumbuh, sedangkan rasa cecok semakin menjauh. 

3. Menawarkan alternatif solusi ketika diminta atau diberikan kesempatan

Namanya saja alternatif, ya alternatif dari anak bawang, jadi benar-benar tanpa paksaan , bahkan sudah siap alternatif itu tidak diterima. Saya sendiri tidak punya beban apapun ketika menawarkan solusi alternatif ketika dalam suatu kesulitan. Sebaliknya, jika yang senior memiliki alternatif lain, saya menjadi fleksibel untuk coba mendukung tawaran mereka. Pada prinsipnya, dalam suasana diskusi yang terbuka, saya mulai mengutarakan gagasan saya terkaitan solusi dalam kesulitan sekalipun tidak dipakai. 

Hal seperti itu penting, karena kadang tawaran alternatif`anak bawang bisa juga tepat, namun karena anak bawang kadang pengaruhnya tidak kuat mempengaruhi yang lain atau dianggap belum memiliki banyak pengalaman, jadi mudah diabaikan. Meskipun demikian, ketika kemudian ternyata alternatif lain itu gagal, maka mereka akan melihat dan mengakui lagi alternatif dari anak bawang. Jadi, penting di sini perlu ada keberanian untuk mengungkapkan gagasan pribadi pada saat diminta atau diberikan kesempatan. 

4. Memerhatikan kedisiplinan kerja

Kedisiplinan itu selalu penting dalam dunia kerja. Jangankan 'anak bawang', yang senior pun dituntut untuk memiliki kedisiplinan diri. Setia dalam kedisiplinan bisa saja mengubah keraguan atau bisa menjadi kredit point yang positif untuk memperoleh penerimaan dan kepercayaan dari pimpinan. Adalah sangat menguntungkan, jika saja pimpinan sendiri tidak disiplinan, sedangkan nak bawang tetap menjadi disiplin tanpa komentar dan koreksi pada pimpinannya. 

Lama-lama kelamaan pimpinan sendiri akhirnya menyadari bahwa terkait kedisiplinan ia harus akui teladannya adalah nak bawang. Dalam perjalanan waktu, sebenarnya kata-kata awal seperti ini "Lho kamu to, bukannya si B?" disadari sebagai signal yang bagus agar nak bawang waspada dalam banyak hal, termasuk di dalamnya soal bagaimana supaya memperoleh kepercayaan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun