Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Sibling Rivalry dengan Anak Tiri dan Solusi Hukum Adat "Pore Jaji"

9 April 2021   04:02 Diperbarui: 12 April 2021   01:12 799
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi sibling rivalry. Sumber: pxhere.com

2. Hubungan kedekatan yang tidak seimbang antara sang ayah dengan anak-anak istri pertama

Warisan dan pembagian hak bukanlah akar tunggal dari sibling rivalry khusus dalam konteks cerita dalam ulasan ini. Pembagian warisan dan hak semestinya harus jelas sejak sang ayah masih hidup. Tentu tidak mudah, kalau sang ayah terkesan lebih dekat dengan ibu tiri dan anak-anaknya. 

Nah, kedekatan yang tidak merata dan seimbang itu bisa menjadi faktor penyebab sibling rivalry bukan saja anak pertama berhadapan dengan anak-anak dari ibu tiri,  tetapi juga anak dari istri pertama dengan sang ayahnya sendiri.

Sang ayah di mata anak dari istri pertama adalah ayah yang tidak adil, karena hanya berpihak pada anak-anak dari istri keduanya. Pertengkaran terjadi selanjutnya seperti tanpa akhir, hingga sang ayah meninggal dunia. 

Detik-detik terakhir sang ayah masih terlihat marah pada anak sulungnya, ya bisa dikatakan tidak ada kata maaf. Kematian bisa menjadi akhir dari suatu pertengkaran mereka. 

Meskipun demikian, kematian itu bukan merupakan jalan terbaik untuk anak-anaknya. Kematian sang ayah yang tidak meninggalkan pembagian warisan yang jelas pada anak-anak selalu merupakan duri dalam daging. 

Pertanyaannya, apakah anak sulung dari istri pertama langsung mengambil seluruh hak warisan ayahnya? Bagaimana mengurus pembagian harta khususnya kebun garapan yang sudah ditanami cengkeh, kopi dan kemiri dari usaha sang ayah? Rumit bukan? 

Konteks sibling rivalry dalam cerita ini tidak semudah membalik telapak tangan. Atau seperti gara-gara pertengkaran kecil, lalu bisa didamaikan lagi saat dipanggil sang ayah dan mengajak, ayo saling meminta maaf sebagai solusinya. 

Pengalaman menunjukkan bahwa penyelesaian dalam konteks sibling rivalry seperti itu membutuhkan waktu dan energi, tentu tidak hanya mereka kakak beradik, tetapi saudara sepupu mereka terpaksa ikut memikirkan dengan maksud agar sibling rivalry segera berakhir atau bisa berubah menjadi sibling without rivalry. 

Sibling rivalry dengan anak tiri  terkait harta warisan dan hak panen hasil tanaman sang ayah memang tidak cukup dengan ajakan seperti rekonsiliasi. 

Istilah itu terdengar indah, namun dengan cara seperti apa dan dengan kekuatan kata-kata yang bagaimana, sehingga rekonsiliasi itu memiliki daya ubah yang memiliki bias rukun dalam hidup sehari-hari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun