Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Perubahan Waktu Boleh Saja, Asal Tidak Melupakan Waktu untuk Berubah

28 Maret 2021   14:02 Diperbarui: 30 Maret 2021   02:21 2177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Demikian ulasan singkat berkaitan dengan perubahan waktu yang memiliki dampak positif dan negatif bagi hidup dan keseharian manusia. Selanjutnya apa sih tujuannya dari menemukan sisi positif dan sisi negatif dari Zeitumstellung itu: 

Pertama, tujuan utamanya yakni agar seseorang atau siapa saja yang belum terbiasa dengan perubahan waktu mengetahui dan menjadi lebih siap menghadapi kenyataan perubahan waktu di Jerman atau di beberapa negara lainnya di Eropa. Bahkan saya berpendapat bahwa perubahan waktu itu perlu diterima dan disyukuri. Bagaimanapun manusia perlu belajar untuk tidak hanya mengeluh, tetapi juga bersyukur.

Ada kecenderungan umum seperti ini: Jika ada curah hujan begitu tinggi, lalu orang mulai mengatakan "kenapa ya, kok hujan terus sih, bosan ah, banjir lagi." Kemudian ketika panas dan kering juga manusia mengeluh lagi, "kenapa sih panas banget, bosan ah panas kaya gini, maunya tu adem, sejuk, dan lain sebagainya." Dari pengalaman seperti itu, sebenarnya akhir dari ulasan ini penulis mau mengajak kepada pembaca untuk memiliki suatu perspektif yang seimbang terkait hidup, alam dan tentang Pencipta. 

Kedua, manusia perlu belajar memiliki perspektif yang seimbang (angemessen). Memiliki perspektif yang seimbang itu akan memberikan kemungkinan bagi seseorang suatu ruang bagi keadilan dalam hubungan manusia dengan sesamanya, dalam kaitan manusia dengan alam dan manusia dengan Penciptanya. Tanpa perspektif yang seimbang, penulis  yakin bahwa yang ada cuma semakin besarnya ruang ketidakpuasan, ruang yang terlalu banyak menuntut dan mengeluh. Ya, ruang hati dan pikiran manusia mestinya lebih besar atau dipenuhi dengan perspektif yang baik atau positif tentang yang lain, bukan sebaliknya.

Memiliki perspektif yang baik untuk melihat sesama manusia, lingkungan alam dan Pencipta bagi penulis merupakan peluang yang memungkinkan seseorang berubah menjadi lebih baik. Hidup akan bermakna dan indah, jika setiap orang memiliki perspektif cinta Pencipta. Dia memberi manusia hidup, bumi, udara, tumbuh-tumbuhan, binatang, rezeki, kesehatan dan lain sebagainya. Mengapa orang tidak punya alasan untuk berubah dan semakin memahami sesamanya, semakin mencintai alam dan menghormati Penciptanya?

Demikian beberapa pokok pikiran pribadi yang bisa penulis bagikan kepada pembaca pada hari ini. Penulis hanya punya harapan bahwa perubahan waktu itu boleh saja ada dan kapan saja bisa ada, tetapi orang tidak boleh lupa bahwa perlu ada waktu untuk berubah, ya berubah menjadi lebih baik. 

Dinamika kehidupan manusia bisa saja berubah dari waktu ke waktu, tetapi waktu orang berdinamika tentu akan menjadi lebih baik, ketika disertai dengan energi cinta dan syukur dari kedalaman hati yang sunyi dari segala kepentingan dan ambisi pribadi yang tidak terkendalikan, bahkan bisa merugikan orang lain. Jadilah bijak dalam setiap perubahan waktu.

Salam berbagi, ino, 28.03.2021.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun