Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Belajar Filsafat di Flores, Bertugas sebagai Formator Calon Magister Teologi di Jerman

26 Maret 2021   17:53 Diperbarui: 27 Maret 2021   09:04 462
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suatu waktu, mahasiswa itu, lagi benar payah, lelah karena tugas dari universitas. Ya, tampak dia galau banget. Malam di musim panas itu sama seperti sore pukul 17.00 di Indonesia, ya di luar masih terlihat terang benderang. Saya mengajaknya, jalan santai di Sungai Rhein. Saat itu, dia menceritakan banyak hal. 

Saya hanya mendengar, sebagai teman dalam kesulitannya. Terakhir, sebelum dia ke kamarnya, saya mengatakan spontan seperti ini, "you are my future." und gute Nacht, atau kamu adalah masa depanku dan selamat malam.

Artinya, bagaimanapun namanya, "salah Profesi" itu, tidak berarti otomatis "salah melulu atau salah arah" tapi yang paling penting adalah orang jangan salah menggunakan kata-kata pilihan yang mendukung dan konstruktif. Penting bukan? 

3. Cara adaptasi diri melalui pendekatan budaya (Dialog kultural)

Cara pendekatan ini mengandaikan saya harus menceritakan budaya saya sendiri. Keterbukaan saya, melahirkan keterbukaan dari orang lain. Cerita tentang Indonesia adalah cerita inspirasi yang menjadikan saya mampu beradaptasi dengan budaya lain dengan mudah. 

Keberagaman budaya, sebenarnya adalah kado terindah yang bisa mengubah situasi buram dan tidak enak menjadi lebih indah dan seru tentunya. Ya, bercerita sambil belajar tentang kepribadian seseorang. 

Artinya, jika saya ingin tau lebih banyak tentang budaya orang, maka cara terbaiknya adalah dengan menunjukkan budaya saya sendiri kepada orang lain. Rupanya dialog kultural itu juga masuk ke dalam cara penting untuk adaptasi diri dalam konteks "salah profesi." 

4. Membuat perencanaan tertulis yang disertai dengan tema-tema apa yang dibicarakan dalam rangka persiapan studi magisternya. 

Perencanaan tertulis itu, bagi saya sangat penting. Dari rencana tertulis itu, saya akhirnya punya data, baik itu bahan pendampingan yang saya siapkan, maupun bahan laporan kepada pimpinan saya. 

Saya menyimpan semua data itu secara baik sebagai bahan laporan. Data selalu penting lho, biar salah profesi, tetapi kalau punya data, hhhmm lumayan sih bisa untuk debat berdasarkan bukti. Siapa takut gitu? 

5. Memberikan laporan secara teratur

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun