Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Cara Mengubah Suasana Kerja yang Penuh Tantangan

17 Maret 2021   11:54 Diperbarui: 17 Maret 2021   15:09 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berani beda dari cara pandang kebanyakan orang atau yang sudah biasa-biasa mungkin juga perlu. Meskipun demikian, cara pandang baru harus betul diuji sekurang-kurangnya berdasarkan pengalaman sendiri. Sebenarnya sih sederhana orang butuh keberanian untuk mengubah kata rumit dan persoalan itu dengan kata lain yang memungkin daya kreativitas. Jadi, orang perlu dengan berani mengubah kata rumit ke tantangan yang bisa dihadapi atau bisa diatasi. Mengapa mengubah kata seperti ini penting?

Nah, pada tahun 2008, saya baru belajar percaya pada kekuatan kata-kata positif. Karena saya baru belajar, maka saya perlu waktu untuk eksperimen. Eksperimen saya waktu itu adalah mencoba memelihara lebah madu yang sebetulnya sangat tidak mudah. Ya, karena saya tidak punya bekal ilmu pengetahuan bagaimana memelihara lebah madu. Kata orang sengatan lebah madu itu lumayan sakit. Oleh karena saya punya niat baik, saya akhirnya punya keberanian untuk menguji kekuatan kata positif. Saya memindahkan satu kotak lebah madu itu dan menaruhnya dekat depan kamar tidur saya. Ya, tidak jauh dari taman bunga.

Latihan seperti itu, tentu bukan latihan yang mudah. Karena ini latihan untuk percaya pada kekuatan kata-kata. Benar gak ya? Sebelum mengangkat satu kotak lebah madu itu, saya mengubah cara pandang saya sendiri. Saya menganggap lebah madu itu seakan-akan teman- Lalu saya mengatakan, "Teman-teman kita bersahabat, saya ingin memindahkan tempat kalian ke tempat yang lebih aman, lebih dekat dengan taman di mana tumbuh banyak bunga-bunga." Saya mengangkat satu kotak tempat sarang lebah madu itu dan membawa ke depan kamar saya. Ketika ditempatkan di depan kamar, saya berkata sekali lagi: Saya menaruh harapan semoga kalian semua menjadi teman dalam tugas pelayanan saya."

Kebetulan kamar saya sangat sederhana. Dinding kaca zaman dulu, kaca biasa yang bisa dibuka dan ditutup dengan cara mendorong ke atas atau ke bawah. Saya bisa mengamati mereka dari dalam kamar. Beberapa kaca itu selalu saya biarkan terbuka. Lebah itu kadang keluar masuk melalui kaca yang terbuka itu. Ketakutan saya mulai hilang hanya dengan kata-kata yang positif. Suatu pagi, saya menaruh butiran gula pada telapak tangan saya, dan ternyata, lebah-lebah itu berterbangan dan hinggap pada telapak tangan saya. Mereka menikmat gula manis lalu terbang kembali ke taman depan kamar saya dan kembali lagi ke kotak, tempat mereka mengumpulkan madu. Saya pernah mengambil madu dari kotak itu 3 kali dengan jumlah kurang lebih 90 lempeng madu.

Inilah pengalaman yang membuat saya percaya bahwa masalah dan kerumitan tidak akan terus mengejar seseorang, ketika seseorang sudah mengubah cara pandangnya, bukan seberapa rumitnya, tetapi itu semua adalah tantangan. Tantangan yang punya makna untuk kematangan hidup. Mengapa harus menolaknya?

2. Konsep tentang Ketuhanan yang ada dalam diri manusia

Saya percaya dengan kata-kata seperti ini: Sesungguhnya manusia ini buatan Tuhan, diciptakan untuk melakukan perbuatan-perbuatan baik, yang sudah dipersiapkan jauh sebelumnya. Dari kata-kata seperti ini, saya akhirnya percaya juga bahwa Pencipta itu tidak pernah jauh dari hidup manusia bahkan saya boleh percaya bahwa dia ada dalam diri saya.

Kerumitan sebesar apa pun, saya akan bisa menghadapinya, karena sebenarnya saya tidak sendiri, tetapi saya bersama Dia yang punya rencana indah untuk melakukan perbuatan-perbuatan baik. Nah, sampai pada titik refleksi seperti ini, saya ingat seorang Teresa dari Avila, karena saya pernah membaca bukunya tentang Jalan kesempurnaan, yang mengatakan bahwa ketika orang sadar akan kehadiran Tuhan, maka kesadaran itu akan mengubahnya.

Demikian beberapa cerita dan refleksi ini, yang semuanya berangkat dari pengalaman pribadi ketika berhadapan dengan realitas dunia yang disebut masalah atau rumit. Ada beberapa kesimpulan yang bisa saya ringkas sebagai berikut:

1. Orang perlu membuka mata dan telinga terhadap realitas dunia, dan jika orang tidak bisa melakukan banyak hal, maka hal yang terindah adalah berdoa untuk perubahan dunia.

2. Kerumitan atau masalah bisa dijumpai di mana saja dan kapan saja, ya tidak ada akhirnya sejauh orang belum bisa menerima dan melihatnya sebagai suatu tantangan yang bermakna.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun