Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Tiwu Awu Vs The Best Value Places to Visit in The World

21 Februari 2021   05:57 Diperbarui: 23 Februari 2021   15:50 409
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siang itu saya sendiri di kamar sambil membaca koreksi tulisan dari Profesor saya, ya rumit karena begitu teliti pada setiap baris dan titik. Mata saya terasa lelah karena harus melotot gak kedip-kedip pada layar laptop di depan berjama-jam.

Tiba-tiba saya mendapatkan kiriman video dari Ibu Risa Wardhani yang sekarang bekerja di KJRI Frankfurt di bagian Penerangan, Sosial dan Budaya atau Konsul Pensosbud I. Video dengan judul: Wisata NTT Juara I Dunia The Best Value Places To Visit In The World 2020 itu sangat menarik. Bisa nonton pada link ini. 

Ibu Risa mengirimkan itu kepada saya dengan tambahan kata-kata seperti ini: Selamat ya...kampung halaman menjadi the best tourist destination in the world." Jawabku hanya singkat: Oh ya? Lalu saya mengirimkannya artikel tentang Sambal Flores Vs Budaya Jerman. Jawabnya juga singkat: Mantap."

Saya ingat suatu waktu saya pernah protes dengan penjaga toko buku di Mainz, khususnya di bagian wisata dunia. Di situ dipajangkan buku-buku petunjuk wisata ke semua negara. Waktu melihat itu, jadi penasaran, ada gak ya tentang Indonesia? Saya mencari dan pertama saya temukan adalah buku tentang Bali.

Bali disebut pertama ketika orang mendengar nama dari Indonesia. Terkesan seakan-akan Bali itu ibu kota negara, heran juga ya. Tapi itulah kenyataan yang telah ada bagi orang-orang asing yang tidak terlalu mengenal Indonesia.

Bahkan dalam suatu perjalanan di Tel Aviv, penjaga keamanan di bandara Tel Aviv begitu ramah, hanya karena tahu bahwa saya berasal dari Indonesia dan dia sendiri ingin sekali ke Indonesia dan bisa jalan-jalan ke Bali. Waktu 30 menit yang sebenarnya untuk pemeriksaan eh malah, jadi obrolan santai yang akhirnya merambat ke NTT, Komodo, Flores tentunya. Ya, suatu saat," Kata akhirnya.

Ada satu hal yang mengganggu pandangan mataku tentang Wisata Indonesia. Waktu itu saya mengambil buku dan dengan rasa penasaran buka buku itu untuk mencari halaman tentang NTT. Lho, ternyata banyak sekali objek wisata yang tertulis dalam bahasa Jerman.

Saya semakin penasaran, ada gak ya objek wisata di daerahku, Nangapanda. Saya tahu di sana ada batu berwarna di pesisir pantai yang terbentang mulai dari Nangakeo terus ke arah barat sampai Nangaroro. Sayang sekali bahwa nama tempat wisata itu ditulis salah.

Saya langsung ke petugas jaga bagian buku wisata itu dan bertanya, siapa yang menulis artikel-artikel ini? Ia menjawab, bahwa dia tidak tahu. Dengan ramah dia katakan: Ya, minta maaf.

Setelah saya amati, dan rupanya informasi wisata itu ditulis oleh turis yang pernah mengunjungi Flores dan pernah lewat tempat itu. Saya akhirnya bisa memaklumi kesalahan seperti itu. Namun, pada sisi yang lain, muncul niat bahwa alangkah baiknya saya menulis tentang itu, biar informasi dan nama-nama itu benar adanya.

Kenangan di toko buku Hugendubel membangkitkan gairah baru dengan jiwa prahara untuk bercerita tentang keindahan Indonesia, tanah air tercinta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun