Mohon tunggu...
innaistantina
innaistantina Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Content Creator

Enjoying blogging, video editing, & taking a quick shot photography

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Saling Menghargai dalam Talkshow, Perlukah?

14 Maret 2019   08:35 Diperbarui: 15 Maret 2019   23:11 566
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi. sumber: istockphoto.com

Waktu masih siaran dulu, tiap mau talkshow adalah momentum yang saya bilang cukup penting. Terutama mengenali siapa narasumber, dari institusi mana hingga poin-poin apa dalam topik yang akan dibahas.

Itulah kenapa, saya rewel banget, ketika 30-60 menit terakhir baru mendapat info dari pihak manajemen radio, kalau ada talkshow dadakan. Apa? Emang nggak bisa di-planning lebih baik gitu?

Yap, tapi itulah yang terjadi, anggaplah ini talkshow "rasa breaking news".

Harus bersegera cari info seputar topik yang harus dibahas hingga berusaha kenalan dulu dengan narasumber yang datang, at least bangun chemistry dulu, tanya-tanya arah wawancara akan seperti apa.

Pernah sekali waktu, saya siaran jam 3 sore. Baru nih opening, mendadak pihak traffic siaran ngabarin, "Neng, ada talkshow ya, itu narsumnya udah dateng". 

Gubrak! Sekalipun sebenernya kesel dan sempet ngomel ke bagian managemen siaran, tapi berasas pada profesionalisme, okelah saya jabanin. The show must go on.

Bahkan ini tidak jauh beda, dengan pengalaman handle talkshow pertama kali, saat masih baru jadi penyiar di tahun 2000-an dulu. Masih lah penyiar baru dalam masa training, tiba-tiba penyiar yang harusnya memandu talkshow tidak bisa hadir, dan di stasiun radio hanya ada saya satu-satunya penyiar yang bertugas saat itu. 

Otomatis, mau nggak mau, saya harus *tampil*. Manajer siaran sempat mewanti-wanti, "Na, yang bener ya talkshownya". Intinya panjang kali lebar lapangan bola, sedemikian sehingga seolah-olah apa yang ia sampaikan justru bikin saya makin grogi!

Panik, grogi? Ya jelaslah! Talkshow pertama, dadakan pula! 

Seusai talkshow berakhir, Manajer siaran saya balik ke ruang siaran dan bilang, "Apik juga ngono kowe mandu talkshow" (Bagus juga gitu kamu mandu talkshow). Fiuhhhh... Langsung berasa beban 1 ton terangkat dari pundak. 

Tanpa saya sadari, proses training sebagai penyiar baru selama beberapa bulan, dari mulai kewajiban untuk rajin dengar semua acara radio di mana saya diterima, termasuk saya juga sering mendengar talkshow yang saya handle ini baik di rumah maupun ketika di studio. Barangkali inilah yang menjadi faktor *cukup berhasil* handle talkshow pertama kali.

Apakah semuanya berhasil? O tidak. Ada juga yang kadang awkward, nggak nyambung, ada kalanya narsum banyak bicara sampai penyiar pun kesulitan saat mau nyari sedikit celah untuk motong penjelasan narsum yang terlalu panjang.

Lebih repot lagi, ketika narsum tidak menguasai materi, ini bikin penyiar pasti kelimpungan. 

Pernah dalam sebuah talkshow, ada pendengar bertanya melalui telpon, lalu narsum kasih kode saya bahwa ia tidak siap menjawab pertanyaan tersebut karena belum tau jawabannya. 

Duh makkkk, kalau begini, penyiar pun ikut puyeng. Belum lagi kalau narsum menjawab sepotong-potong, pendek-pendek. Udahlah kalau gini, banyakin muter lagu saja.

Serba-serbi talkshow memang selalu meriah dengan aneka cerita. Di radio, dan tentunya di televisi, atau channel-channel Youtube yang saat ini juga makin banyak konten wawancaranya. 

Beberapa orang yang saya lihat benar-benar melakukan persiapan matang sebelum wawancara, misalnya Deddy Corbuzier. Entah ia lakukan di acara Hitam Putih maupun di channel Youtubenya, tiap wawancara yang ia lakukan, so smooth! Begitu lancar dan cerdas! Kelihatan banget, bahwa ini orang memang prepare himself so well to do the interview. 

Berikutnya, saya juga salut dengan Raditya Dika, sosoknya yang sebenarnya sering bercanda juga dalam tiap wawancara yang ia lakukan di channel Youtubenya, tapi tetap tersampaikan pesan-pesan baik itu edukasi, tujuan yang jelas hingga moralitas. 

Bicaranya runtut, tertata dan Radit selalu berhasil mengambil intisari yang membuat penonton channel Youtubenya, *manggut-manggut*, dengan kesederhanaan bahasa yang ia pilih dan begitu mengena. 

Najwa Shihab, Ira Koesno, ini adalah deretan favorit presenter talkshow saya sejak lama. Cara mereka bicara, jelas terlihat cerdas, terstruktur, rapih dan menohok! 

Selain beberapa yang membuat saya salut dengan cara interviewnya, ada pula yang membuat saya kadang bertanya-tanya, ini esensi dari talkshownya apaan deh? 

Acara-acara talkshow yang terlalu dihias dengan joke dan sering kali gak jelas kontennya mau dibawa kemana, ini maksudnya gimana coba? Ya, you know lah, acara seperti ini banyak bertebaran di stasiun televisi kita. 

Yang cukup ngenes buat saya, terlebih ketika presenter talkshow tidak berusaha untuk mengenali terlebih dahulu narasumbernya. Saya yakin kok, kalau acara talkshow di televisi nasional, pasti udah ada rundown & materi yang jelas. Tim kreatif juga pasti sudah memberi info ke presenter, siapa saja narasumber yang akan datang. 

Ok, contohnya waktu acara Ini Talkshow Net TV yang dipandu Kang Sule, mendatangkan cast film The Sacred Riana, termasuk sutradaranya, Billy Christian. Di sini kelihatan banget Kang Sule tidak menguasai materi, tidak berusaha mengenal terlebih dulu orang-orang yang hadir dalam talkshownya.

Masa tim Net TV gak ngasih tau dulu ke Kang Sule, siapa bintang tamunya beberapa hari atau minimal beberapa jam sebelumnya? Gak mungkin kan. Artinya, seharusnya ada persiapan dong. 

Entah googling dulu atau tanya ke crew acara. Seperti saat saya dadakan ada talkshow, maka jurus jitunya langsung cari di internet tentang tema dan juga nara sumbernya. Kalau gak ketemu pun, ajak ngobrol dulu sebelum acara berlangsung atau di sela-sela iklan.

Saya termasuk yang cukup ngefans dengan Kang Sule, salut dengan kerja kerasnya di dunia entertainment. Energik & atraktif selalu menjadi ciri khas Kang Sule saat memandu acara, ditambah dengan gaya ngebanyolnya. 

Tapi sayang, beberapa kali selain saat memandu talkshow bersama The Sacred Riana tersebut, saya juga menemukan Kang Sule seperti kurang mempersiapkan diri dengan materi seputar nara sumber & topik yang diangkat. 

Sekalipun ada cue card ataupun panduan yang bisa dibaca, tapi plis Kang, tetaplah berusaha mengenali narasumber sebelum acara dimulai.

Masih di acara Ini Talkshow, saat Gen Halilintar diundang ke acara ini, saya juga sempat melihat hal yang sama, tapi terbalik. Yaitu dari sisi bintang tamu acara yang tampa tidak paham benar dengan konteks & konten acara. Terlihat saat tokoh-tokoh dalam Ini Talkshow muncul, seperti Bolot (Pak RT), yang sebenarnya tokoh paling mudah dikenali, tapi sepertinya anak-anak dari Gen Halilintar ini tidak mengetahui, tampak jelas dari beberapa kali kesalahan menyebut nama, dll.

Nah, membawa nama besar Gen Halilintar yang sedang hits, saat diundang ke sebuah acara yang juga sama hitsnya, kenapa gak coba belajar untuk mengenali acara yang mengundangnya? 

Misalnya dengan nonton kontennya melalui channel Youtube Net TV, 1-2 jam saja atau bahkan beberapa menit cukup sebenarnya, untuk mengenali karakter yang ada di dalam gimmick talkshow. Saya juga nontonnya melalui channel Youtube saja kok, nggak sempet kalau nyempetin nungguin acara di tivi. Kalau di Youtube kan bisa kapan saja.

Memang sih tidak ada hukum atau ilmu pasti tentang bagaimana sebaiknya pembawa acara ataupun narasumber bersikap dalam sebuah interview, tapi bukankah berusaha untuk memahami konten, mengenali apa yang akan dihadapi, ini merupakan bentuk apresiasi? 

Ya, talkshow bukan sekedar acara wawancara saja, tapi juga ada rasa saling menghargai di dalamnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun