Mohon tunggu...
inna dalilah
inna dalilah Mohon Tunggu... Guru - Kepsek SDN 16 Singkawang

travelling, punya beberapa buku pribadi dan antalogi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Karenamu

27 Januari 2023   09:07 Diperbarui: 27 Januari 2023   09:32 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

KARENAMU

Oleh: Inna Dalilah,S.Pd

Baca juga: Ceria Menata Jiwa

Ku tatap seluruh bentuk bangunan sekolahku. Menganga luka di sana. Ini hari pertama aku dimutasi ke sekolah ini. Sekolah yang mengingatkan aku pada seseorang...yaitu ayahku. Hanya dulu bangunan sekolah ini berwarna coklat muda, namun kini sudah berubah cerah, orange dan hijau.

Dulu...30 tahun yang lalu, aku selalu menjemput ayahku pulang dengan Vespa PX birunya di sini. Aku menjadi guru di sebuah sekolah swasta di kotaku. Aku diperbantukan di yayasan Muhammadiyah, ketika pindah dari desa. Sementara ayahku adalah kepala sekolah di sebuah sekolah negeri. Karena penyakit jantungnya, maka aku selalu membonceng ayahku kemanapun ia pergi. Ayahku tidak boleh lelah, sementara mengendarai Vesva cukup membuang tenaga, apalagi kalau Vespanya sedang ngambek.

"Assalamualaikum bu, selamat datang di sekolah kami," sapa seorang ibu mengejutkanku.

"Waalaikumsalam, bu Ita ya?" jawabku sambil menyalami tangan seorang ibu yang kuyakini adalah salah satu guru di sekolah baruku ini.

"Ini Dina anak pak Madjid kan?" berkata ibu itu sambil memelukku.

"Iya bu," ucapku membalas hangat pelukan bu Ita. Aku terharu melihat tatapan matanya yang penuh dengan cinta.

"Kami senang sekali Dina akhirnya menjadi kepala sekolah kami, menggantikan bapakmu. Pak Madjid adalah kepala sekolah yang sangat baik," cerita bu Ita sambil menggandengku ke ruang guru. Kembali aku teringat dengan almarhum ayahku.

Aku adalah anak kedua dari tiga bersaudara, perempuan semua. Dan aku anak yang paling bandel diantara kakak dan adikku. Hingga setamat dari Sekolah Dasar ayahku memutuskan untuk mengirimkan aku ke pondok pesantren yang ada di kotaku. Tiga  tahun aku berpisah dengan keluargaku,  meski setiap hari jumat aku bisa pulang ke rumah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun