Mohon tunggu...
Rinnelya Agustien
Rinnelya Agustien Mohon Tunggu... Perawat - Pengelola TBM Pena dan Buku

seseorang yang ingin menjadi manfaat bagi sesama

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Untuk Ibuku Tersayang, Selamat Hari Ibu

20 Desember 2016   13:38 Diperbarui: 21 Desember 2016   08:51 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Namanya dian, sore itu dia datang ke pena dan buku membawa segenggam uang dua ribuan dua buah yang dikepal jadi bulatan kecil di dalamnya ada 2 uang logam 500rupiah, yang disimpan dalam saku celananya. Ketika bertemu dengan ku, dia segera mengeluarkan uangnya dan  memberikan langsung ke tanganku."Ini tante uangku, aku beli bukunya" katanya seraya menyodorkan uangnya yang sudah berbentuk bulatan bulatan kecil. Terkesima aku menatapnya.Segera kuambilkan buku doraemon yang sudah lama didostep (dipesan) olehnya. Dia berteriak kegirangan menerima buku dariku. Teman temannya segera mengerumuni dian melihat buku yang ia beli. Dian segera merobek plastik buku dan membuka halaman demi halaman dengan senyum gembira. 

Aku bertanya kepada dian “dian ini uang siapa buat beli buku?”. "Itu uangku tante, aku menabung buat beli buku ini" jawabnya sambil menunjuk buku yang ia beli. Buku doraemon petualangan edisi berwarna yang kujual 5000 rupiah. Aku tersenyum haru mendengar jawabannya. Uang 5000 untuk anak kelas dua SD umumnya akan dibelikan jajanan atau mainan, tetapi dian berbeda dia memilih untuk membeli buku.Bila kejadian ini terjadi di toko buku besar tentu hal yang umum sekali. Tapi ini kejadiannya di pasar. Bagiku sangat istimewa. Dian dan teman temannya adalah pengunjung tetap pena dan buku. Mereka di pasar karena harus menemani orangtuanya yang berdagang di pasar yang saat ini sedang lesu. Apalagi sejak kebakaran yang melanda pasar beberapa bulan silam, ditambah lagi dengan industri minyak dan batubara yang sedang melemah. 

Uang jajan mereka tentu kalah jauh dari anak anak yang kehidupan keluarganya tercukupi. Sehari dian diberi uang jajan 2000 rupiah, cukup untuk beli salome dan es. Demi buku doraemon, yang kubeli di gramedia big sale, dian rela menyisakan uang jajannya. Dian adalah pembeli kecil pertama pena dan buku.

Memori di otakku berputar ke masakecil. Dulu untuk membeli sebuah buku, aku menyisakan uang jajanku  2500 seminggu selama beberapa bulan. Dulu harga buku kisaran 5000-10000, harga yang cukup mahal bagi anak SD waktu itu. Bila hanya dari uang jajan saja, terlalu lama untuk membeli buku kesukaan. Akhirnya aku membuat penyewaan buku di sekolah, beberapa buku cerita kubawa ke sekolah dan kusewakan ke teman teman. Dengan begitu akhirnya aku dapat uang tambahan untuk beli buku. Sewaktu SMA aku membuat prakarya  cat timbul kemudian dijual ke teman teman, lumayan bisa untuk beli buku buku favoritku. 

Ibuku  berperan besar mengenalkanku kepada buku. Ibu juga yang pertama kali mengajariku membaca. Katanya aku bisa membaca sejak umur 3 tahun, wuiih hebat juga aku ini. Mungkin mainan masa kecil ku balok huruf huruf bukan boneka. Seingatku aku suka sekali membaca buku cerita dan mendengarkan cerita dari kaset. Jaman itu cerita dalam bentuk kaset hits sekali. 

Membaca bagiku seperti masuk ke dunia lain yang berbeda. Sewaktu kecil aku membayangkan hewan hewan berbicara, membayangkan bertemu nabi nabi, berpura pura menjadi putri dari negeri dongeng, membayangkan kehidupan anak anak asrama seperti buku buku Enid Blyton. Dengan membaca  aku merasakan menjadi tokoh tokoh tertentu, merasakan penderitaan mereka, memahami sudut pandang mereka. Membaca adalah berpikir, membaca adalah mencari tau. Dan anehnya semakin banyak membaca, semakin aku menyadari banyak hal yang aku tidak tahu.  Mungkin itu yang menyebabkan membaca mengakibatkan kecanduan. Ketidaktahuan membuat orang harus mencari tahu, dan ketika dalam proses mencari tahu, orang itu tersadar bahwa sungguh ia tidak tahu apa apa, akhirnya dia mencari tahu lagi lalu menemukan ketidaktahuannya dan begitu seterusnya tak pernah putus.

Suatu hari di masa kecilku, aku bermimpi ingin punya toko buku murah untuk anak anak. Seperti toko mainan anak anak yang ada di film home alone. Meski sekarang belum terwujud, tapi mimpi itu tetap terpatri di hati. 

Ibuku adalah ibu pekerja. Tentu waktunya terbagi antara anak dan pekerjaan, tipikal wanita bekerja bukan ? Aku bersyukur ibuku memilihkan buku sebagai teman di kala sepi. Hingga saat ini buku tetap menjadi sahabat terbaikku. Suatu saat nanti bila aku menjadi ibu, akan kuteruskan apa yang sudah dilakukan ibuku.Memberikan sahabat terbaik ke anakku, yaitu buku.

Salah satu alasan kenapa aku mendirikan ruang baca di pasar karena banyak anak di pasar yang ikut menemani  orangtuanya berdagang. Ikut ke pasar menemani orangtua bagi mereka bukan pilihan melainkan keharusan. Di rumah sendirian tentu jauh lebih membahayakan bagi mereka. Di pasar mereka berkumpul dengan sesama usianya. Melihat mereka seperti melihat diriku di masa kecil, kadang aku ikut orang tuaku bekerja atau sering juga ditinggal oleh ibuku. Teman yang paling baik saat itu adalah buku.

Semoga dengan kehadiran pena dan buku anak pasar bisa berkenalan dengan buku. Semakin sering berinteraksi dengan buku semakin besar peluang mereka memiliki hobi membaca. Semakin sering ketemu dengan buku, semakin mudah mereka bersahabat dengan buku. Kata Buya Hamka membaca buku buku yang baik berarti memberi makanan rohani yang baik.

Ternyata kenangan masa kecil itu membekas hingga  mengarahkan langkah langkah yang kuambil selama ini. Tanpa kusadari melalui buku, ibuku mengajarkanku banyak hal, ibu memberi berbagai pemahaman mengenai dunia beserta isinya. Ibu dan buku dua hal yang tak terpisahkan. Sejatinya ibu adalah buku pertama yang selalu menemaniku sampai saat ini. Selamat hari ibu, ibuku tersayang

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun