Mohon tunggu...
Rinnelya Agustien
Rinnelya Agustien Mohon Tunggu... Perawat - Pengelola TBM Pena dan Buku

seseorang yang ingin menjadi manfaat bagi sesama

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Pena dan Buku

15 November 2016   11:06 Diperbarui: 2 April 2018   10:54 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masih terlalu dini menuliskan cerita ini, karena baru saja dimulai. Seperti benih yang baru saja ditabur di tanah. Belum ketauan apakah sudah berakar dan akan tumbuh menjadi tanaman baru. Jangan bicarakan berbuah dulu, karena itu masih terlalu lama. Melalui prosesnya dengan baik barulah bisa terwujud buah yang manis dan enak rasanya.

Biarlah tulisan ini menjadi pengingat saya ketika semangat kendur dan rasa malas menyerang.

Bermula dari obrolan warung kopi, saya dan mba yusna bertukar pikiran dan ternyata kami memiliki wish list yang sama, yaitu ingin punya kios jual beli buku bekas. Saya sendiri mendapatkan ide dari celetukan anak SMA yang mengeluh tidak ada kios buku bekas seperti halnya di pulau Jawa. Kurang lebih setahun mimpi itu mengendap dalam pikiran, hingga akhirnya ada sebuah event literasi yang diadakan oleh Komunitas Balikpapan Menyala, dengan menghadirkan tiga penggiat literasi terkenal. Mendengarkan kisah mereka mengingatkan saya kembali dengan mimpi saya

Sebuah warung kopi di pasar klandasan yang menjadi sahabat kami, kopi sahabat namanya,  tempat mengobrol obrolan absurd menjadi saksi lahirnya ide ini. Kami akan membuat kios jual beli buku bekas, itu tekad kami. Akhirnya dari sekian bualan kata kata yang absurd itu ada juga yang menjadi konkret.

 "Kenapa kamu sangat egois terhadap buku ? untuk apa buku bukumu kamu simpan sendiri. bila sudah dibaca, ya gak papa kalau kamu berikan ke orang lain. toh apa yang ada di dalam buku itu sudah berpindah ke otakmu. biarlah buku itu berkelana bertemu pembaca baru, menginspirasi dan memberi informasi" perkataan seorang sahabat yang menohok, merubah cara pandang kami terhadap buku. Kami memutuskan untuk menyediakan penitipan buku di kios kami dan ruang baca. Dan tentu saja core bisnis kami yaitu jual beli buku bekas.

Bertepatan dengan hari sumpah pemuda, kios pena dan buku dibuka untuk umum. Papan papan bekas dari PAUD ibu saya adalah rak pertama buku kami. Dan sebuah meja peninggalan ibu yang punya kios dihibahkan untuk kios pena dan buku. Buku buku yang dipajang adalah buku buku kami pribadi. Ternyata tidak semudah menyeruput es kopi susunya kopi sahabat, memutuskan koleksi buku pribadi kami untuk dijual butuh mikir 1000 kali. Rela untuk dititipkan tapi belum rela untuk dijual. Mungkin karena di kota ini hanya ada satu toko buku besar yang harga bukunya jauh lebih mahal dari di Pulau Jawa. 

Seiring waktu, semakin banyak teman teman menitipkan buku bukunya ke kios buku pena dan buku. Saat ini sudah ada 150 buku, mulai dari buku anak hingga buku perkuliahan. Semua titip belum ada yang rela untuk menjual bukunya.

 Sejak awal, kios ini memang bukan untuk income sampingan kami. Kios ini hanya sebagai bukti bahwa kami telah men-checklist daftar mimpi kami. Kios ini sejatinya untuk teman teman yang haus akan informasi, haus akan inspirasi, teman teman yang ingin berbagi buku bukunya (isi bukunya). Tempat bertukar pikiran, ngobrol yang terarah, ditemani segelas kopi.

Bilapun ada keuntungan, akan digunakan untuk operasional kios dan didonasikan ke komunitas pensil warna. Komunitas  asal Balikpapan yang fokus kepada pendidikan dan pengembangan karakter anak 

Masih banyak yang harus kami lakukan untuk kios pena dan buku, berharap ke depannya kami bisa buka toko buku indie, dan mengadakan kegiatan kegiatan literasi. Kami berdua yakin kita adalah apa yang kita baca. Manusia bernas pasti asupan buku bukunya berkualitas.

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun