Mohon tunggu...
Rinnelya Agustien
Rinnelya Agustien Mohon Tunggu... Perawat - Pengelola TBM Pena dan Buku

seseorang yang ingin menjadi manfaat bagi sesama

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Korban Gempa Palu Mulai Diungsikan ke Balikpapan untuk Perawatan

4 Oktober 2018   09:00 Diperbarui: 4 Oktober 2018   10:20 2814
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pesawat Hercules sedang persiapan menuju ke Palu menjemput pengungsi (dok. pribadi)

Balikpapan menjadi tempat singgah dan perawatan para korban bencana alam Palu dan Donggala. Mengingat Balikpapan lokasi terdekat dengan Palu. Begitu bunyi instagram Walikota Balikpapan Bapak Rizal Effendi yang kubaca kemarin.

Menilik akun resmi Instagram @firefighterbpn total pengungsi yang masuk ke Balikpapan sebanyak 987 orang, per hari Rabu 3 Oktober. Pada hari Selasa 2 Oktober sebanyak 692 orang telah meninggalkan Balikpapan, 587 menggunakan pesawat komersil, 91 orang mengunakan pesawat Hercules menuju Bandara Halim Perdanakusumah Jakarta, dan 14 orang menggunakan kapal laut menuju Pulau Jawa. 

Rabu 3 Oktober siang, aku dan seorang teman datang ke posko pengungsi di Lanud AURI Sepinggan, yang letaknya bersebelahan dengan Bandara Sepinggan Balikpapan. Tujuan kami ke sana untuk berkoordinasi dengan Ketua Himpunan Psikologi Balikpapan mengenai bantuan psikologis dan bantuan lainnya yang dibutuhkan pengungsi.

Dasarnya aku mudah terharu, baru melihat pengungsi keluar dari pesawat Hercules saja air mataku sudah keluar. Ada seorang ibu menggunakan kursi roda didorong petugas TNI menuju posko sudah berlinang air mataku. 

Kami menuju ke posko, di sana sudah banyak pengungsi yang berkumpul. Di posko bantuan sudah terkumpul banyak donasi dari warga Balikpapan, ada pakaian, air mineral, roti, nasi kotakan, kue, pampers bayi, dan lain sebagainya.

Terdapat satu tenda besar dan dua tenda kecil yang didirikan untuk tempat istirahat para pengungsi. Kamar mandi juga sudah tersedia. Air minum dan makanan sudah tersedia sejak hari pertama pengungsi tiba di Balikpapan. Sehingga rasanya bantuan yang akan kami koordinir tidak untuk itu. 

Terdapat dua stand dan relawan dari Rumah Zakat yang  dengan cekatan menyediakan teh hangat dan kopi untuk para pengungsi. Di dalam tenda juga tersedia kabel rol listrik penuh dengan hp yang sedang di-charge. Mereka pasti ingin mengabarkan kondisi mereka ke sanak saudara.

Sampai di posko, kami dihadapkan oleh curhat yang memilukan. Seorang perempuan bercerita sambil menangis.  

Dia berasal dari Lombok yang merantau ke Palu. Keluarga di Lombok terkena gempa di Lombok, rumahnya hancur. Lalu dia sendiri terkena gempa di Palu.

"Meskipun rumah rata dengan tanah, aku harus pulang ke Lombok bertemu keluarga," katanya dalam isak tangis. Sungguh sedih aku mendengarnya.

Seorang relawan memeluk erat dirinya. Berusaha menenangkannya. Aku dan temanku membawakan teh hangat untuknya. Kami sepakat bantuan kami akan ditujukan untuk mereka-mereka yang ingin pulang kampung namun tidak ada biaya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun