Mohon tunggu...
Sri Wahyuni
Sri Wahyuni Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswi

do your best :)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Nasionalisme Vietnam: yang bercorak Komunisme

19 Juni 2021   20:22 Diperbarui: 19 Juni 2021   21:02 544
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Seperti yang kita ketahui bahwa pada akhir abad ke XIX seluruh indo cina (Laos, Vietnam dan Kamboja) jatuh ketangan perancis. Pemerintahan perancis dimulai ketika adanya perjanjian resmi yakni Perjanjian "protectorate"tahun 1884 yang meletakkan vietnam dibawah kekuasaan perancis. Dengan semua ini berarti seluruh hal yang berhubungan dengan pertahanan dan hubungan luar negeri yang dulunya di bawah kuasa raja Vietnam diambil alih Perancis.

Jatuhnya Vietnam ke pihak Perancis membuat kepemimpinan tradisional vietnam menjadi lemah yang selama ini tertumpu kepada raja dan golongan mandarin. Adanya pertentangan antara kaum cendikiawan dan pihak perancis menimbulkan perpecahan. Kaum cendikiawan yang melakukan pemberontakan sebagai bentuk upaya menentang pelantikan seorang raja baru bagi Vietnam yaitu Dong Khan. Penentangan bersenjata ini hanyak dilakukan oleh kaum cendikiawan yang berakhir dalam tahun 1895dengan kematian Pham Ding Phung (pemimpin mereka).

Kekalahan golongan cendikiawan ini mempunyai makna yang besar dalam nasionalisme Vietnam. Selain itu kekalahan itu juga telah membukakan jalan bagi penentangan-penentangan terhadap perancis yang dijalankan dari luar negeri terutama dari Cina dan Jepang. Di China Selatan yang merupakan pusat kegiatan anti-manchu dan cina menjadi tempat tumpuan pelarian orang Vietnam karena pemimpin pelarian ini memandang cina sebagai satu model yang dikuti oleh kaum nasionalis vietnam. Dari sisi sejarah juga menunjukkan bahwa Vietnam beberapa kali menjadi "vassal" kepada cina.

Reformis-reformis Vietnam pada tahun 1905 tidak hanya menjadikan Cina Selatan sebagai pusat kegiatan dan perlindungan saja tetapi membawa pulang ide-ide dan membentuk organisasi seperti yang ada di cina yaitu Kuo-min-tang. Kemenangan jepang dalam perang rusia pada tahun 1905 juga banyak mempengaruhi nasionalis vietnam. Kemudian salah satu tokoh yaitu Cuong De pergi ke Jepang dan membentuk satu persatuan yang dinamkan "Viet-nam Duy Tan Hoi" yang artinya persatuan bagi memoderanisasikan Vietnam dengan tujuan adalah membebaskan Vietnam dari penjajahan perancis, mengembalikan semua takhta kerajaan Vietnam dan membentuk badan perlembagaan seperti yang terdapat di Jepang. Akhirnya para kaum terpelajar Vietnam bersekolah ke Jepang dan mencontoh nilai-nilai nasionalisme yang dimiliki masyakat Jepang.

Nasionalisme di Indocina dipelopori oleh kaum intelektual yang telah mengenyam pendidikan Barat. Gerakan nasional di Indocina dipelopori oleh bangsa Vietnam, sebab penduduknya paling besar dan punya nasionalisme tradisional (kebiasaan mengusir penjajah dari Cina). kaum terpelajar yang membuka mata terhadap perubahan-perubahan yang terjadi itu mulai membentuk organisasi-organisasi perjuangan revolusi yang lebih bersifat radikal, seperti Liga Restorasi Vietnam. 

Lahirnya Liga Restorasi Vietnam membuat lahirnya juga organisasi-organisasi serupa lainnya di Vietnam. Sampai pada tahun 1923, pemerintah kolonial Perancis mengizinkan masuknya masyarakat Vietnam ke dalam dewan perwakilan yang ada dan hal ini selanjutnya melahirkan partai-partai politik yang berbasis masyarakat Vietnam. Salah satu partai politik yang bersifat radikal dalam memperjuangkan kemerdekaan Vietnam adalah Viet Nam Quoc Dan Dang (VNQDD). VNQDD mulai melakukan aksi radikal seperti aksi teror bom pada awal tahun 1930an, dan pada saat ini pula aksi radikal yang terjadi di Vietnam menjadi semakin gencar dilakukan karena didukung oleh masuknya ideologi komunisme.

Masuknya ideologi komunisme ke Vietnam diawali dengan munculnya pemikiran-pemikiran Ho Chi Minh yang terinspirasi dari pemikiran Marxism dan Leninism. Diadopsinya nilai-nilai komunisme oleh Ho Chi Minh dan digunakannya untuk memperjuangkan revolusi di Vietnam tidak lain karena pada saat itu Ho Chi Minh memandang ideologi komunis lah yang dapat menjadi alat baginya dalam mencapai revolusi kemerdekaan. Namun ideologi yang dibawa oleh Ho Chi Minh ini berbeda dengan komunisme yang ada di Eropa Timur.

Ideologi komunisme yang dijalankan Ho Chi Minh tidak melepaskan keterlibatan nilai-nilai konfusianisme yang telah mengakar kuat pada masyarakat Vietnam. Hal ini karena komunisme di Asia, atau khususnya Vietnam, memiliki sifat yang lebih adaptif dan fleksibel dalam upaya penerapan dan penanaman nilainya di masyarakat. Dan akhirnya menjadikan ideologi komunisme di Asia dapat bertahan dan tetap diterapkan sampai saat ini walaupun komunisme telah runtuh di Eropa Timur sejak bertahun-tahun lalu.

Kaum terpelajar yang bersekolah di Jepang dan Tiongkok, ini kemudian dalam upaya memperjuangkan kemerdekaan Vietnam mendapatkan pengaruh besar dari nilai utama di kedua negara tersebut, yaitu Konfusianisme. Konfusianisme yang berfokus pada pentingnya kedaulatan negara akhirnya mengakar pada setiap masyarakat Vietnam yang menginginkan tercapainya kemerdekaan pada saat itu. Namun, dalam upaya perjuangan revolusi Vietnam, masuk sebuah ideologi baru yaitu komunisme ke dalam masyarakat.

Ho chi minh ini hanya memandang komunisme ini sebagai alat untuk memperjuangkan kemerdekaan bukan sebagai panduan dalam menjalankan kehidupan masyarakat Vietnam. Itu terbukti dengan, pada tanggal 2 September 1945 Ho Chi Minh berhasil memproklamasikan kemerdekaan Vietnam dan tidak mendirikan negara yang bersifat sosialis-komunis melainkan sebuah negara demokrasi yang kemudian disebut sebagai Democratic Republic of Vietnam (DRV). 

Namun sistem demokrasi vietnam ini tidak berjalan dengan lancar karena adanya perang antara Vietnam Selatan dan Vietnam Utara (DRV). Lalu pada akhirnya Vietnam memilih untuk menerapkan sistem sosialis komunis guna melancarkan upaya penyatuan Vietnam Utara dan Vietnam Selatan mulai tahun 1976. Namun ternyata, sistem sosialis komunis yang mengedepankan kontrol dan peran negara yang kuat di seluruh bidang mengakibatkan krisis ekonomi bagi Vietnam pada pertengahan tahun 1980an.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun